Luhut Binsar Pandjaitan |
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan masuk dalam pilihan untuk menjadi calon wakil presiden (cawapres) pendamping Anies Baswedan di Pilpres 2024.
Lalu bagaimana tanggapan menteri asal Sumatera Utara itu?
"Saya sudah bilang saya enggak terpikir untuk ke situ lagi, saya 2024 saya pikir sudah cukup," ujar Luhut. setelah menghadiri agenda #DemiIndonesia di Ciputra Artpreneur Theatre Jakarta, dilansir CNNIndonesia, Sabtu (29/10/2022).
Sebagaimana diberitakan sejumlah media massa, Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali sebelumnya mengungkapkan sejumlah nama yang berpotensi menjadi kandidat cawapres pendamping Anies.
Nama-nama itu terdiri dari Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil hingga Luhut Binsar Pandjaitan.
Ali menyatakan secara pribadi lebih mendukung Luhut menjadi cawapres Anies. Sebab, menurut dia, Luhut mempunyai kemampuan, karakter, dan jejaring yang kuat.
"Kalau kita lihat ada kepala-kepala daerah. Ada Andika kalau sudah pensiun, ada Ridwan Kamil, terus ada Ibu khofifah menjadi masuk. Kalau saya Luhut Binsar Pandjaitan menjadi salah satu figur," kata Ali, Selasa (18/10).
Adapun penentuan cawapres pendamping Anies masih digodok oleh tim kecil perwakilan Partai NasDem, Partai Demokrat dan PKS. Anies sudah melakukan pertemuan dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang diusulkan Partai Demokrat untuk menjadi cawapres.
Sementara itu, pada besok, Minggu (30/10), Anies akan bertemu dengan Ahmad Heryawan (Aher), mantan Gubernur Jawa Barat yang disodorkan PKS sebagai cawapres.
Komunikasi Ganjar-TGB
Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Ferry Kurnia Rizkiyansyah mengatakan pihaknya telah berkomunikasi dengan sejumlah partai dan tokoh politik terkait koalisi maupun tokoh yang akan diusung pada Pemilu 2024.
Ferry memastikan Perindo pada pagelaran politik 2024 mendatang dapat mengusung tokoh politik serta dapat menjadi bagian dari kaolisi lantaran mereka memiliki suara 2,6 persen atau 3,7 juta suara.
"Tapi kami sampai saat ini memang belum menentukan sosok capres, tapi kami berkomunikasi dengan ketua umum partai politik dan melakukan komunikasi politik dengan calon potensial berdasarkan survei yang berkembang," kata dia, Sabtu (29/10).
Belakangan, katanya, Perindo melakukan komunikasi intens dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan mantan Gubernur NTB Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi sebagai perwakilan dari internal partai.
"Komunikasi politik terus kita lakukan termasuk kemarin pak Ganjar dan TGB, saya pikir ini menjadi penting sekali. Ini dua tokoh yang luar biasa, sama-sama pernah menjadi gubernur dua periode," ujar Ferry.
"Ini kan punya satu kesamaan membangun sebuah ideologi dan mempertahankan NKRI. Ini menjadi penting untuk kita coba angkat sebagai bagian dari narasi besar kita," imbuhnya. (*)