TUTUP
Lampung

Jalur Longsor Liwa-Krui Lampung Mulai Bisa Dilintasi

Admin
21 November 2015, 7:01 AM WAT
Last Updated 2016-03-09T22:17:33Z
(foto: lampost)

LAMPUNG BARAT - Dua hari pascalongsor di jalur Liwa (Lampung Barat) dan Krui (Pesisir Barat), tepatnya di Pal 11 Pekon Labuhan Mandi, Kecamatan Way Krui, Kamis (19/11/2015), lalu lintas kendaraan kembali normal. 

Badan jalan di lokasi itu telah dibersihkan dari ribuan kubik timbunan material longsor, yang terdiri atas tanah lumpur bebatuan dan pepohonan tumbang. Petugas mengerahkan alat berat bekerja tiada henti siang malam sejak terjadinya bencana alam itu.

Hasilnya, kendaraan angkutan umum barang dan jasa, kendaraan pribadi seperti mobil dan sepeda motor kembali dapat dengan lancar melewati lokasi tersebut. 

Meski demikian, pengendara tetap harus hati-hati dan berkonsentrasi karena tumpukan material sisa longsor masih berada di pinggir jalan.

Kepala BPBD Pesisir Barat, Hasnul Abrar di lokasi longsor saat mendampingi Pejabat Bupati Qudratul Ikhwan mengatakan, kontur tanah jalan Liwa-Krui yang labil menyebabkan jalur itu rawan longsor. Apalagi saat ini musim hujan selepas kemarau panjang. 

"Ya kami punya catatan kondisi dan intensitas longsor titik titik rawan longsor sepanjang jalur ini, beberapa tahun sebelumnya, bahkan catatatan secara terperinci tentang berbagai bencana alam yang terjadi di seluruh wilayah kabupaten ini bukan hanya di jalur Liwa-Krui," ujarnya, seperti dilansir Lampost, Jumat (20/11/2015).

Potensi bencana alam seperti longsor dan pohon tumbang di sepanjang jalan Liwa-Krui khusunya di titik-titik rawan longsor saat ini, kata dia , masih cukup tinggi. Kondisi tanah yang labil dan intensitas curah hujan saat ini yang cukup tinggi usai kemarau panjang menyebabkan terjadi longsor kapan saja dan di titik mana saja di sepanjang jalur tersebut yang dapat mengganggu roda kehidupan dan stabilitas perekonomian warga di dua kabupaten, yaitu Pesisir Barat dan Lampung Barat.

Sementara itu, kata Hasnul, pihaknya memiliki keterbatasan fasilitas peralatan untuk dapat dengan cepat menanggulangi bencana longsor yang terjadi. 

"Kalau alat berat kami belum memiliki hanya mengandalkan ekskavator milik PU. Oleh sebab itu, kami mengalami kendala keterbatasan alat untuk menangani longsor yang saat ini sering terjadi," kata dia.

Atas instruksi Pj Bupati, kata Hasnul, pihaknya akan mengubah atau menambahkan usulan sebelumnya ke pemerintah pusat untuk pengadaan perahu-perahu fiber yang nantinya digunakan untuk penyelamatan kecelakaan laut , akan dialihkan dengan meminta dianggarkan pengadaan alat berat ekskavator atau sejenisnya beserta fasilitas kelengkapan lainnya guna menaggulangi berbagai bencana alam yang terjadi sepanjang wilayah Kabupaten Pesisir Barat. (*)
close