TUTUP
Lampung

Alay Tebar Janji Manis Proyek Pasar Smep Bandar Lampung

Admin
21 August 2015, 3:26 PM WAT
Last Updated 2016-03-09T22:19:13Z
Kondisi Pasar Smep yang terbengkalai. (ist)

BANDAR LAMPUNG - Akhirnya, Direktur PT Prabu Arta Ferry Soelisthio yang juga pengembang Pasar Smep, Tanjungkarang Pusat, Bandar Lampung, datang memenuhi undangan komisi II DPRD Kota Bandar Lampung, Jumat (21/8/2015).

Ferry  yang akrab disapa Alay itu mengatakan, kehadirannya di komisi II merupakan itikad baik untuk menyelesaikan tanggung jawabnya membangun Pasar Smep.

Pria yang mengklaim sebagai raja pasar berdalih tersendat-sendatnya pembangunan pasar smep disebabkan kucuran kredit bank yang tidak cair.

"Saya datang ke sini karena ada itikad baik dan tanggung jawab saya. Dan saya juga sudah dapat kucuran modal untuk memukai pembangunan pasar Smep," ujar Alay dihadapan anggota komisi II.

Alay menjanjikan pembangunan pasar Smep akan dilanjutkan setelah Pasar Tugu selesai.

"Pasar Smep akan saya lanjutkan setelah tugu selesai, karena Pasar Tugu masih menunggu listrik paling lambat 26 Agustus, karena saya sudah bayar listriknya," ujar Alay.

Menurut Alay, pihaknya memang beberapa waktu lalu sudah pernah menyampaikan kepada pemerintah untuk mencari pengembang baru. Namun setelah satu tahun, pemkot tidak juga mendapatkan pengembang, sehingga ia diminta kembali melanjutkan pembangunan Smep.

"Memang saya pernah sampaikan kepada pemerintah, kalau memang mau ganti saya silahkan, tapi kenyataannya mereka tidak sanggup. Malah kadis pasar menelepon saya nyuruh saya pulang, makanya saya kembali ke sini," ujar Alay yang mengaku sudah membangun tujuh pasar di Lampung ini.

Sementara Wakil Ketua Komisi II Nu'man Abdi mengapresiasi niat baik Alay. Namun pihaknya hanya meminta Alay membuktikannya. 

"Kita apresiasi niat dia, karena tidak ada pengembang yang mau bangun pasar Smep, mau tidak mau. Tapi kita hanya ingin bukti dia," ujar Nu'man, seperti dilansir Tribunlampung.

Rapat Komisi II DPRD yang dipimpin Nu'man Abdi dihadiri Barlian Mansyur, Wiwik Anggraini, Poltak Aritonang, dan Grafieldi Mamesah. (*)
close