TUTUP
Lampung

Sore Ini Status Anak Krakatau Tetap Waspada

Admin
03 September 2012, 5:21 PM WAT
Last Updated 2016-03-09T22:29:33Z
Gunung Anak Krakatau

LAMPUNG - Data terkini dari BMKG Lampung, Gunung Anak Krakatau masih dalam status waspada. Belum ada peningkatan yang signifikan hingga Senin (3/9) sore. Memang untuk angin masih mengarah ke Lampung, sehingga membuat abu vulkanik masih bertebaran.

"Tidak perlu panik dan khawatir akan kejadian ini, jangan disikapi terlalu berlebihan yang bisa menyebabkan kekhawatiran, seperi waktu isu tsunami dahulu. Sebab statusnya kan masih waspada," ujar Nurhada, Kasi Observasi dan Informasi.

Masyarakat, lanjut Nurhada, hendaknya bisa mencari informasi yang akurat melalui media. Jangan mudah percaya dengan isu. "Kami sendiri terus memantau perkembangan aktivitas gunung anak Krakatau. Bila ada peningkatan pasti akan kami informasikan melalui media massa," tutupnya.

Intensitas anak gunung Krakatau mulai aktif dalam satu pekan terakhir. Gunung api yang berada di perairan selat Sunda tersebut dalam tiga tahun terakhir menyemburkan matrial debu dan bebatuan.

Menurut Muhammad Awaludin, salah seorang petugas Polhut di wilayah  pulau Sertung, Pajang dan Krakatau Besar yang masuk kawasan GAK, salah satu gunung api teraktif di Indonesia tersebut mulai menunjukan aktivitasnya sejak Selasa (28/8) lalu. Dan aktivitasnya terus mengalami peningkatan.

"Dan sejak Kamis lalu aktivitasnya mulai terlihat mengeluarkan material debu dan bebatuan serta mengeluarkan pijaran pada kawahnya," ungkapnya.

Ditambahkannya, aktivitas GAK saat ini cukup ekstrim. Padahal sebelumnya tidak ada tanda-tanda sebelumnya. Seperti gempat dengan intensitas besar. Sampai saat ini, ungkapnya, GAK masih terus aktif mengeluarkan material debunya.
Sampai dengan pukul 16.24 WIB, Minggu (2/9) kemarin, Pos pemantau Anak Gunung Krakatau (GAK) mendeteksi terjadi 18 kali gempa tremor. Namun pasca pukul 16.24 wib aktivitas GAK tidak lagi terpantau seismograf.

Menurut Andi Suardi, kepala pos pantau GAK di Argo Pancuran Kecamatan Rajabasa, Senin (3/9), sejak pukul 16.24 wib kemarin sesmometer yang dipasang di GAK mengalami kendala. Kemungkinan alat sesmometer terkena material GAK.

"Sejauh kita tidak bisa lagi melakukan pemantauan dengan sesmograf," ungkapnya.

Ditambahkannya, bahwa selain melakukan pemantauan melalui sesmograf yang terganggu, pantauan secara visual menggunakan tropong di pos pantau Argo Pancuran juga terkendala kabut akibat penguapan air laut.

Dikatakannya sejauh ini status GAK masih waspada. Peningkatan status paparnya, untuk peningkatan status Bandan Pusat Vukanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Bandung yang menentukan.

Sejauh ini, Dinas Kesehatan Lampung belum menerima pengaduan tentang adanya masyarakat yang terkena dampak abu vulkanik. Humas Dinas Kesehatan Lampung Asih Hendrastuti mengatakan, jika ada bencana alam, puskesmas terdekat akan melaporkan ke Dinas Kesehatan.

"Sampai saat ini belum ada laporan masyarakat terkena dampak abu vulkanik," ucap Asih, Senin (3/9). Ia mengatakan, Dinas Kesehatan akan terus memantau perkembangan dampak abu vulkanik GAK. Pemantauan ini berlangsung setiap waktu.

Asih mengatakan, abu vulkanik bisa menimbulkan penyakit. Mulai dari gangguan saluran pernapasan (ISPA) juga penyakit kulit.

Namun, melihat dari jarak GAK dengan Lampung, Asih memerkirakan penyakit yang bisa menyerang adalah ISPA. Oleh karena itu, ia meminta kepada masyarakat Lampung untuk mengenakan masker.

close