![]() |
Lee Sang-deuk didakwa menerima uang Rp 5 miliar dari direktur dua bank yang bermasalah. |
KOREA SELATAN - Kakak Presiden Korea Selatan (Korsel) Lee Myung-bak, Lee Sang-deuk, ditangkap dan dimasukkan ke penjara hari Rabu (11/7/2012) karena diduga terlibat kasus korupsi. Penangkapan Lee Sang-deuk, yang enam kali menjadi anggota parlemen, disetujui oleh pengadilan di Seoul.
Jaksa mendakwa Lee Sang-deuk menerima uang senilai 600 juta won (Rp 5 miliar) dari dua direktur bank yang bermasalah, Solomon Savings Bank dan Mirae Savings Bank, antara 2007 dan 2011, agar dua bank ini tidak diaudit dan tidak dijatuhi sanksi dari otoritas jasa keuangan Korea Selatan.
"Telah dinyatakan bahwa Lee diduga melakukan tindak pidana dan ada kemungkinan ia akan menghilangkan barang bukti karena ia memiliki pengaruh politik (yang besar)," kata hakim Park Byoung-sam, seperti dikutip kantor berita Yonhap.
Pada hari Selasa (10/7) Lee Sang-deuk, politisi berusia 76 tahun, menjalani pemeriksaan di pengadilan dan dilempari telur oleh para nasabah yang marah.
Korupsi keluarga presiden
Kantor berita AFP memberitakan bulan Mei lalu regulator membekukan empat bank, termasuk Solomon dan Mirae, dan membuat para nasabah tidak bisa menarik tabungan mereka.
Bukan sekali ini orang-orang yang dekat dengan Presiden Lee Myung-bak berurusan dengan aparat penegak hukum karena diduga melakukan korupsi.
Chung Doo-un, anggota parlemen dari partai yang berkuasa dan penasehat kampanye pilpres pada 2007 pekan lalu diperiksa dalam kasus yang sama.
Sejumlah kalangan menilai kasus-kasus korupsi bisa menurunkan popularitas presiden, yang masa jabatan lima tahunnya akan berakhir pada Februari 2013.
Korea Selatan dijadwalkan menggelar pemilihan presiden pada 19 Desember 2013.
Reputasi tiga pendahulu Lee Myung-bak, yaitu Roh Moo-hyun, Kim Dae-jung dan Kim Young-sam, ternoda akibat kasus-kasus korupsi yang dilakukan oleh keluarga dekat mereka.
Roh bunuh diri pada Mei 2009 setelah diperiksa sebagai tersangka dalam kasus korupsi bernilai jutaan dollar.