TULANGBAWANG - Rencana pembongkaran pasar Unit II, Banjaragung yang sedianya dilakukan Pemkab Tulangbawang, Senin (20/2) batal dilaksanakan. Itu dikarenakan ekseksusi tersebut mendapatkan perlawan dari ribuan pedagang, yang tergabung dalam forum pedagang tradisional (Forpetra).
Para pedagang melakukan perlawanan dengan menggunakan berbagai jenis alat, seperti batu bahkan senjata tajam. Massa yang menolak pembongkaran saling lempar batu dengan massa yang mendukung pembongkaran pasar yang menjadi urat nadi perekonomian Tulangbawang itu. Tak pelak, hujan batu pun sempat terjadi.
Sebelumnya, Pemkab Tulangbawang telah menurunkan tiga eksavator untuk membongkar Pasar Unit II. Eksavator yang didatangkan sekitar pukul 03.00 WIB Senin dini hari itu, disiagakan tepat di belakang Pasar Unit II. Pemkab Tulangbawang sebelumnya telah beberapa kali mengagendakan pelaksanaan pembongkaran Pasar Unit II, sejak pertengahan 2010 lalu.
Namun, proses pembongkaran pasar ketika itu batal dilakukan, karena berbagai pertimbangan. Terlebih, pembongkaran itu mendapat pertentangan dari beberapa pihak, khususnya dari para pedagang yang mengajukan gugatan ke pengadilan negeri (PN) maupun pengadilan tata usaha Negara (PTUN).
Konsentrasi pedagang dan warga terlihat di Jalan Lintas Timur, yang menjaga dari arah Simpangpematang, Kabuapten Mesuji. Warga di titik itu terdiri dari mayoritas kaum ibu dan perempuan. Mereka menjaga agar alat berat ekskvator tidak masuk ke kompleks pasar.
Sementara konsentrasi massa yang kedua menjaga ratusan satuan polisi pamong praja yang datang dari arah Kota Menggala. Sementara, konsentrasi pedagang yang ketiga terletak di dalam pasar. Para pedagang yang berjaga-jaga di dalam pasar menggunakan ikat kain putih sebagai penanda.
Ketegangan semakin menjadi ketika Kadis Pasar Tuba Desia Kesumayuda, Kasatpol PP Tuba Holil dan Kapolres Tuba AKBP Shobarmen mendatangi konsentrasi massa yang berada di tengah-tengah pasar. Kedatangan mereka bermaksud untuk bernegosiasi dengan pedagang. Namun, negosiasi mentah. Arus Jalur Lintas Timur sendiri sudah tersendat. Laju kendaraan mulai tertahan dan berjalan perlahan.
Namun, entah siapa yang memulai, keributan tiba-tiba pecah dari arah Simpangpematang, tempat ratusan para ibu pedagang berjaga-jaga. Sebuah truk pengangkut alat berat ekskavator diserbu para ibu pedagang itu, sehingga mengakibatkan kaca depan truk Fuso yang mengangkut alat berat pecah berantakan. Lemparan batu dari arah belakang truk pun terlihat beterbangan.
Kejadian tersebut menyebabkan sedikitnya 10 orang wanita cidera kepala atau memar terkena lemparan batu. Hujan batu itu berlangsung kurang lebih selama setengah jam. Petugas kepolisian yang berada di lokasi segera menghalau massa, agar keributan tidak meluas. Para wanita yang menderita luka-luka segera dilarikan ke klinik Rawat Inap Mutiara Bunda dan sejumlah tempat perawatan terdekat.
Situasi sempat mereda sesaat. Namun, berkembang isu bahwa ada massa pro-pembongkaran hendak menyerbu pasar, ratusan pedagang tersebut kembali bersiap-siap. Akhirnya, sekitar pukul 15.35 WIB massa mulai memblokir total Jalintim di depan kompleks Pasar Unit II Banjaragung. Sebagian kendaraan dari dan menuju arah Menggala terpaksa mengambil jalur alternatif. Seluruh toko, kios dan lapak sudah ditutup. Puluhan aparat polisi yang bersenjata gas airmata dibantu tentara masih terus berjaga-jaga untuk mencegah terjadinya bentrok.
Sementara, Pihak Polres Tulangbawang telah mengeluarkan surat No B/271/ll/2012 tertanggal 20 Februari, perihal saran penundaan Pasar Unit II kepada Bupati Tuba dan para pedagang. Dalam suratnya Kapolres menyatakan, berdasarkan data intelijen yang diperoleh, pembongkaran pasar tidak bisa dilakukan sebelum para pedagang menempati tempat relokasi. Pasalnya, diperkirakan akan terjadi perlawanan jika pembongkaran tetap dipaksakan.
Kasatpol PP Tuba Holil membenarkan jika pembongkaran pasar Unit II tak bisa dilakukan saat itu. “Situasi kurang kondusif. Kita bekerja bukan untuk kepentingan pribadi. Jika diteruskan pasti akan terjadi chaos. Saya tidak mau ada yang terluka," tutur Holil, kepada para wartawan di lokasi. Dengan bersikukuhnya para pedagang untuk mempertahankan pembongkaran pasar,akhirnya Kasat Pol PP langsung menarik Satpol PP dari kompleks pasar. Menurut dia langkah penarikan tersebut sifatnya sementara.
"Tapi, kita akan melakukan pendekatan yang sifatnya persuasif,karena kiita tetap akan melakukan pembongkaran, tapi satupun pasar tak ada yang tutup," ujar Holil. Kapolres Tuba AKBP Shobarmen juga menyatakan hal seupa. “Perlu pendekatan yang persuasif, sehingga program pemerintah bisa berjalan dan warga terayomi,” tegas Kapolres.
Terpisah, sekitar 100 unit truk tertahan di Terminal Menggala. Akibatnya pengemudi merasa terganggu.Terkait adanya sejumlah pedagang yang luka-luka, Forum Pedagang Tradisional Pasar Unit II langsung melaporkan kejadian tersebut ke Mapolres Tulangbawang.
Eva Gultom, koordinator Forpetra mengaku akan tetap bertahan dengan ribuan pedagang pasar Unit II, karena persoalan tersebut saat ini masih dalam proses hukum."Kita tetap akan bertahan sampai kapan pun, karena kami masih punyak hak. Terlebih saat ini masih tahap banding," tukasnya, diangguki para pedagang lainnya.
Polemik pembongkaran Pasar Unit II sendiri telah berlangsung sejak lama. Pemkab Tuba telah melayangkan Surat Pemberitahuan III pada Jumat pekan lalu. Pemkab berpegangan pada putusan PTUN Medan yang menolak gugatan pedagang terkait rencana pembongkaran pasar.
Tetapi, para pedagang memilih tetap bertahan, ini tidak lain karena relokasi yang disediakan tidak cukup baik. Disisi lain, pedagang juga menilai renovasi pasar unit ll menjadi pasar modern juga akan memberatkan pedagang. Hingga berita ini diturunkan sekitar pukul 23.00 WIB, ratusan pedagang dan aparat tetap berjaga-jaga di lokasi. (rdr)
Nama-nama Korban
Yati :12 jahitan di Kepala
Paikem : Memar Kepala
Asnawati : Luka di kepala
Indrati : Luka di pipi
Poniyem : Luka pelipis kanan
Mardana :Luka di Kepala
Mariah : Luka di pelipis
Rumiyati : Luka di kepala
Srimami :Memar di Kepala
Leni Marlina : Memar di Kepala
Sebagian korban dibawa ke klinik Mutiara Bunda, RS Mitra Husada dan
Puskesmas terdekat
Nama-nama Korban
Yati :12 jahitan di Kepala
Paikem : Memar Kepala
Asnawati : Luka di kepala
Indrati : Luka di pipi
Poniyem : Luka pelipis kanan
Mardana :Luka di Kepala
Mariah : Luka di pelipis
Rumiyati : Luka di kepala
Srimami :Memar di Kepala
Leni Marlina : Memar di Kepala
Sebagian korban dibawa ke klinik Mutiara Bunda, RS Mitra Husada dan
Puskesmas terdekat