TUTUP
Lampung

Warga Mesuji Lampung di Wilayah Konflik Ragukan Isi Video

Admin
18 December 2011, 1:05 AM WAT
Last Updated 2016-03-09T22:24:40Z
Inilah kawasan konflik agraria di wilayah hutan Register 45 di Sungai Buaya, Mesuji. Wilayah ini diklaim dikuasai PT Silva Inhutani Lampung. (ist)

MESUJI - Sebagian warga yang berada di wilayah konflik agraria di Mesuji ternyata meragukan kebenaran isi materi video kekerasan yang disebut-sebut terjadi di Mesuji, Lampung.

"Saya rasa, di sini (Lampung) tidak sampai terjadi hal sesadis itu, orang dipenggali. Kalau tertembak, memang benar adanya," ungkap Syahrul Sidin, salah seorang tokoh warga Moro-moro Way Serdang, Mesuji, Lampung, Sabtu (17/12/2011).

Warga Moro-moro merupakan salah satu kelompok yang terlibat konflik sengketa tanah dengan perusahaan pengelolaan hutan produksi PT Sillva Inhutani Lampung. Tempat tinggal mereka di Register 45 terancam digusur.

Meskipun mendukung upaya lembaga adat Megou Pak yang mencoba mengangkat kasus agraria di Mesuji, Syahrul juga meragukan kebenaran data mereka yang menyebutkan ada 30 warga Mesuji tewas selama 3 tahun terakhir akibat konflik agraria.

"Itu campur aduk. Jadi bikin bingung saja. Di tempat kami tidak benar ada pembantaian macam itu," ungkap Abdurrahman (66), warga Sritanjung, Kecamatan Tanjung Raya, Mesuji, seperti dilansir Kompas.

Warga di Sritanjung terlibat konflik bertahun-tahun dengan PT Barat Selatan Makmur Investindo (BSMI). Puncak konflik terjadi pada 10 November ketika sejumlah warga diberondong aparat Brimob sehingga mengakibatkan satu warga tewas.

Tak Ada Pembantaian
Kepala Kepolisian Daerah  Lampung Brigjen Jodie Rooseto menyatakan, pihaknya sudah mengecek lapangan yang disebut-sebut sebagai lokasi konflik yang menewaskan 30 orang di Mesuji.

Dalam pertemuan dengan perwakilan Komisi III DPR RI di Aula Markas Polda Lampung, Sabtu (17/12/2011) malam, ini, Jodie melaporkan, hasil pengecekan itu, pihaknya tidak menemukan lokasi yang disebut ada pembantaian terhadap 30 orang itu.

"Kepentingan siapa (mengeluarkan isu) itu, saya tak tahu," kata Jodie. Ia kemudian menjelaskan bahwa memang ada dua kali bentrokan antara warga dan perusahaan perkebunan kelapa sawit. Pertama terjadi tahun 2010 dan satu tahun 2011 dengan korban seorang tewas.

Rombongan Komisi III DPR bersama sejumlah wartawan yang dipimpin Wakil Ketua Aziz Syamsudin tiba dari Jakarta petang tadi dan selanjutnya akan menuju lokasi konflik di Mesuji dini hari besok. Selain Komisi III DPR RI, dari Jakarta Komnas HAM hari ini juga menuju Mesuji. (*)
close