TUTUP
TUTUP
Ekonomi

Inflasi Bandar Lampung Lebih Tinggi dari Nasional, Eva Minta Warga Tanam Cabai

Admin
12 December 2022, 7:34 PM WAT
Last Updated 2022-12-18T11:20:03Z

Wali Kota Bandar Lampung, Eva Dwiana (Foto: Istimewa)


BANDAR LAMPUNG - Ibukota Provinsi Lampung, Kota Bandar Lampung mengalami inflasi sebesar 5,9 persen pada November 2022. 


Hal ini dinilai cukup tinggi, mengingat inflasi nasional saja hanya sebesar 5,2 persen. 


Wali Kota Bandar Lampung, Eva Dwiana meminta masyarakat untuk menanam sayuran khususnya cabai di pekarangan rumah, dalam upaya menahan laju inflasi pangan di Kota Bandar Lampung.


“Harga cabai sedang naik, coba masyarakat tanam sendiri di pekarangan, minimal untuk dikonsumsi sendiri,” ujarnya, dalam acara Implementasi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dengan Kelompok Wanita Tani Kota Bandar Lampung, Senin (12/12/2022).


Menurut Eva, salah satu penyebab meningkatnya harga cabai dikarenakan belum adanya panen raya. 


Dia menilai, kekurangan Kota Bandar Lampung adalah minimnya lahan pertanian, sehingga untuk mengatasi kekurangan tersebut masyarakat bisa membantu dengan menanam tanaman sayur di pekarangan rumah.


Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Lampung, Budiyono yang juga hadir dalam acara tersebut mengatakan, penyebab inflasi di daerah memang ada beberapa hal yakni kebijakan nasional, termasuk harga pangan.


"Kalau itu nasional yang mengontrol, daerah tidak bisa. Yang bisa dikontrol oleh daerah itu adalah inflasi pangan. Di Lampung, khususnya Bandar Lampung terakhir harga tertinggi ada telur, daging ayam, dan beras,” ujarnya, dilansir IDNTimes.


Jika minimal lima bahan pangan pokok dengan harga tertinggi bisa dipenuhi, maka inflasi bisa dikurangi. 


Namun jika produsen tersedia namun distribusi terhambat juga akan berpengaruh pada inflasi.


“Beras di Lampung kan banyak (produsen) hanya kemarin ada keterlambatan panen saja jadi nanti setelah Februari akan stabil lagi. Pangan kan sifatnya musiman tidak terus menerus ada, jadi harus kerjasama dengan daerah lain,” imbuhnya.


Budiyono mengatakan, untuk kebutuhan beras, Lampung juga sebaiknya penuhi dulu kebutuhan dalam daerah sebelum mengekspornya ke Jakarta. 


Pasalnya Lampung juga merupakan salah satu daerah pemasok beras ke Jakarta selain Pulau Jawa.


“Kita kan cukup banyak daerah penghasil beras. Penuhi dulu dalam Lampung baru keluar. Sama seperti bahan lainnya, cabai kan kita ada banyak di Sidomulyo, Candipuro, Tegineneng, Gisting,” imbuhnya.


Meski demikian, cabai dinilai sebagai tanaman paling mudah untuk ditanam dalam skala rumahan sehingga masyarakat sebaiknya menanam tanaman cabai saja untuk pemenuhan kebutuhan pangan rumahnya.


Untuk mendukung hal ini juga, Bank Indonesia membantu dengan memberikan 150 bibit cabai untuk KWT di Bandar Lampung. 


Budiyono berharap bibit tersebut dapat dirawat dengan baik sehingga dapat menghasilkan buah nantinya.


“Kalau ternak ayam kan gak bisa, bawang juga gak bisa karena bawang ini agak susah ya ditanam. Perlu treatment khusus supaya tumbuh bagus, jadi mau gak mau bawang ini kita musti dapet dari daerah lain,” katanya.


Budiyono melanjutkan, daerah penghasil bawang besar di Indonesia di antaranya adalah Pekalongan dan Brebes.


"Sehingga Kota Bandar Lampung sebaiknya menjalin kerja sama baik dengan daerah tersebut untuk pemasokan bahan pangan," ujar Budiono. (*)

close