TUTUP
TUTUP
Hukum

Papan Bunga Korban Penipuan Arisan Online Berjejer di Tugu Adipura Bandar Lampung, Polresta Hati-hati

Admin
07 November 2022, 11:23 AM WAT
Last Updated 2022-11-13T03:25:32Z
Papan bunga berjejer di Tugu Adipura, Kota Bandar Lampung diduga dikirim para korban yang tertipu arisan bodong oleh EN (Foto: Tribunlampung)

BANDAR LAMPUNG - Polresta Bandar Lampung terus melakukan penyelidikan terhadap pelaku EN yang dilaporkan sebagai penipu arisan dan deposito online.


Kasat Reskrim Polresta Bandar Lampung Kompol Dennis Arya Putra mengatakan, polisi telah melakukan penyelidikan terhadap kasus penipuan arisan dan deposito online dengan terlapor EN.


Polresta Bandar Lampung berharap penyelidikan lancar dan secepatnya pelaku penipuan arisan dan deposito online bisa tertangkap.


"Kami dari Tekab 308 Polresta Bandar Lampung telah melakukan penyelidikan terhadap pelaku EN penipu arisan online dan deposito online," kata Dennis, Sabtu (5/11/2022).


Ia menjelaskan, sebelumnya polisi memang telah menerima laporan adanya tindak pidana penipuan arisan online. Dennis mengatakan, pelapor pertama kali atas nama Lia.


"Korban lainnya setelah itu ada puluhan yang melaporkan kejadian tersebut kepada pihak kepolisian," kata Dennis, dilansir Tribunlampung.


Ia mengatakan, polisi telah melakukan penyelidikan dalam kasus tindak pidana arisan online dan sudah diproses.


"Karena ini sistemnya administrasi penyidikan (mindik) apakah murni penipuan, penggelapan biasa, ataukah dengan ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik)," kata Dennis.


Ia mengatakan, pihakya harus berhati-hati karena semua harus dicek dulu.


"Laporan sudah dari dua bulan lalu, arisan ini harus pelan-pelan, karena prosedurnya ini berpola penipuannya," kata Dennis. 


Ia melanjutkan, polisi akan berhati-hati dalam tindak pidana tersebut. 


Sementara itu, dalam kasus penipuan arisan online ini banyak papan bunga berjejer di Tugu Adipura, Kota Bandar Lampung. 


Papan bunga itu diduga dikirim para korban yang tertipu arisan bodong diadakan oleh EN.


Papan bunga bertuliskan "Turut berdukacita atas meninggalnya Elisna Nurprida yang sudah bawa kabur uang kami, semoga amal ibadahnya diterima".


Lalu ada juga papan bunga bertuliskan "Dicari pasutri penipu Elisa Nurprida & Aditya Prabowo".


Sebelumnya, seorang perempuan diduga menipu 60 korban dengan modus arisan dan deposito online sepanjang Oktober 2022.


Perempuan itu berinisial EN, warga Bandar Lampung. EN merupakan admin dari arisan dan deposito online.


Dirinya melancarkan aksi melalui grup WhatsApp. Hingga akhirnya diketahui EN diduga menipu para korban hingga miliaran rupiah.


Uang Korban Rp 10 Miliar Raib


Salah satu korban, Nurul Permata Sari, warga Kecamatan Sukarame, Bandar Lampung, mengatakan, dia tahu arisan dan deposito online tersebut sejak tahun 2020.


Nurul menjelaskan, selama ini EN selalu tepat waktu mencairkan kelipatan dana arisan dan deposito online. Nurul mengungkapkan, setoran arisan dari korban bervariatif.


"Kalau saya, mulai dari Rp 10 juta, dapatnya Rp 15 juta dan seterusnya. Keuntungan yang didapat sekitar Rp 5 juta," kata Nurul di Bandar Lampung, Rabu (25/10/2022).


"Saya ambil tiga slot dengan menyetor Rp 30 juta dan dapat Rp 45 juta," sambung Nurul.


Namun, ungkap Nurul, pada Oktober ini, pencairan kelipatan dana arisan dan deposito macet.


"Kalau dihitung-hitung uang saya belum dibayar oleh admin baik untuk arisan dan deposito hingga Rp 330 juta," kata Nurul.


"Saya tidak tahu dia di mana dan dihubungi belum merespons," kata Nurul.


Nurul berharap uang miliknya kembali.


Ata, warga Tangerang, Banten, korban arisan dan deposito online lainnya, mengatakan kerugiannya mencapai Rp 600 juta.


Dirinya kenal dengan EN sejak 2017 lantas ikuti arisan dan deposito.


Pada awalnya, jelas Ata, pembayaran kelipatan dana arisan dan deposito online selalu lancar.


Ata memulai arisan dengan menyetor Rp 3 juta untuk mendapatkan Rp 5 juta.


"Berjalan waktu dari 2017 tidak ada masalah, semua pembayaran lancar," kata Ata.


Ata mengungkapkan, setelah mengikuti arisan, ia kemudian dibujuk untuk ikut deposito online.


Ata mengutarakan, awalnya menyetor deposito untuk dua tahun sebanyak Rp 30 juta. Dari setoran Rp 30 juta tersebut, Ata dijanjikan memperoleh Rp 120 juta. 


"Awalnya arisan dan deposito ini tidak ada masalah, tetapi sejak 15 Oktober 2022 macet pembayarannya dan dia tidak bisa dihubungi," kata Ata.


Pengacara korban, Muhammad Randy Pratama, mengatakan total ada 60 korban penipuan dari arisan dan deposito online.


Ia menjelaskan, 30 korban dari Bandar Lampung dan 30 orang sisanya luar Lampung. Seluruh korban mengalami kerugian mencapai Rp 10 miliar.


"Kami mengimbau kepada saudara E untuk menyelesaikan janji-janjinya agar persoalan ini tidak panjang," kata Randy.


Randy mengatakan, korban sebenarnya ada ratusan orang tetapi baru 60 korban mengadukan penipuan tersebut. Ia mengaku, para korban mengadukan penipuan sejak satu bulan terakhir.


"Awalnya para korban masuk grup WhatsApp arisan kelipatan dan kemudian terduga penipu atas nama E ini membujuk untuk mengikuti deposito," kata Randy.


Randy mengatakan, para korban menyetor dana arisan kelipatan dan deposito dari Rp 5 juta hingga puluhan juta untuk mendapatkan kelipatnnya.


Sebelumnya para korban sudah datang ke rumah EN di Bandar Lampung tetapi tidak ada.


"Para korban hanya tahu E dari chat WhatsApp dan hanya  modal kepercayaan saja. Terduga penipuan sudah dicari korban hingga ke rumahnya. Kami berniat melaporkan kepada pihak kepolisian jika tidak ada itikad baik," kata Randy. (*)

close