Lukisan Cimon dan Pero Sumber : The Metropolitan Museum |
LAMPUNGONLINE – Mahakarya lukisan biasanya memiliki latar belakang sesuai dengan perasaan sang pelukis atau menceritakan kembali kisah yang mungkin sulit untuk dijelaskan secara tersurat.
Ada sejumlah lukisan yang memiliki gambar tak biasa, namun memiliki latar belakang menyentuh.
Salah satunya, lukisan bernama Cimon dan Pero. Nama asli lukisan tersebut adalah Roman Charity dan ada beberapa versi lukisannya.
Ada yang dilukis oleh Hendrick ter Brugghen pada tahun 1623, Peter Paul Rubens pada tahun 1612, dan banyak lainnya.
Lukisan Roman Charity, Cimon dan Pero Photo : wikipedia |
Jika dilihat, lukisan itu memberi kesan adegan dewasa, dimana seorang wanita sedang memberi payudaranya kepada seorang pria.
Namun siapa sangka, lukisan tersebut ternyata memiliki kisah yang mengharukan.
Menurut situs The Metropolitan Museum of Art, dilansir Viva.co.id, Selasa (2/11/2022), kisah itu dicatat sejarawan Romawi bernama Valerius Maximus.
Lukisan tersebut mengisahkan seorang pria bernama Cimon yang divonis hukuman mati dengan cara sengaja dibuat kelaparan.
Sang putri bernama Pero, ingin menyelamatkan ayahnya. Pero memohon kepada pemerintah memperbolehkan dirinya mengunjungi ayahnya sampai orangtuanya itu wafat.
Mereka pun mengizinkan permintaan Pero, namun dengan syarat dia tidak boleh membawa apapun yang bisa dimakan atau dikonsumsi.
Ketika Pero menjenguk sang ayah di penjara, ia selalu diperiksa para petugas agar tidak membawa makanan.
Tidak mau sang ayah mati, Pero dengan akalnya bisa memberikan 'makanan' kepada sang ayah.
Hal yang tidak diketahui para penjaga adalah Pero 'memperpanjang' usia ayahnya dengan memberinya 'makan' melalui ASI.
Lukisan Cimon dan Pero Photo : The Metropolitan Museum |
Hal ini berawal dari kecurigaan penjaga penjara, ketika mengetahui Cimon masih tetap hidup setelah beberapa lama masa hukuman dijalankan.
Pada satu kesempatan, para penjaga akhirnya menangkap basah Pero sedang menyusui sang ayah dan kasus terhadapnya diajukan kembali ke pengadilan.
Namun hal tersebut justru membuat lunak hati pemerintah melalui pengadilan, hingga akhirnya membebaskan Cimon dari hukuman mati.
Cerita ini juga diwujudkan dalam sebuah patung di atas Belfry of Ghent di Antwerp, Belgia.
Kisah Cimon dan Pero tersebut termasuk dalam lukisan yang memiliki makna kasih sayang seorang anak pada orangtuanya.
Lukisan tersebut saat ini disimpan di Siegerlandmuseum, Jerman. (*)