TUTUP
TUTUP
HeadlineLampungSorot

Mendung-Hujan, Gerhana Bulan Total Tidak Terlihat di Lampung, Sejumlah Masjid Gelar Shalat Sunnah

Admin
09 November 2022, 9:56 AM WAT
Last Updated 2022-11-13T03:25:28Z

Seorang mahasiswa menyiapkan teleskop untuk pengamatan gerhana bulan total di kampus Institut Teknologi Sumatera, Selasa (8/11/2022). (Foto: Kompas)


BANDAR LAMPUNG – Sejumlah masjid di Kota Bandar Lampung menggelar Shalat Gerhana bakda Shalat Maghrib saat terjadi gerhana bulan total, Selasa (8/11/2022) malam. 


Saat gerhana total pada pukul 18.18 WIB kondisi cuaca di Kota Bandar Lampung mendung, sehingga tidak tampak bulan dengan kasat mata.


Seperti pengamatan gerhana bulan yang dilakukan di kampus Institut Teknologi Sumatera, terhalang hujan. Akibatnya proses berlangsungnya gerhana tidak terlihat.


Sementara kepada jamaah Shalat Maghrib di masjid, pengurus mengumandangkan pengumuman mengajak masyarakat untuk bersama-sama melaksanakan Shalat Gerhana Bulan (khusuf), yang jarang terjadi dalam setiap tahunnya.


Masjid yang menggelar Shalat Gerhana di antaranya Masjid Al Ikhlas berornamen Lampung, Masjid Jami’ Al Anshor, Masjid Ad-Dua, Masjid Jami Taqwa, dan masjid-masjid di pemukiman penduduk lainnya. 


Tampak jamaah masjid lebih banyak dibandingkan dengan hari-hari biasanya pada waktu Maghrib.


Di Masjid Al Ikhlas, Imam Shalat Gerhana sekaligus khatib Ustadz Syaiful bersama jamaah menggelar shalat sunnah sebanyak dua rakaat dengan dua rukuk dan dua sujud. 


Masing-masing rakaat membaca dua kali Al Fatihah dilanjutkan dengan surah, dan rukuk dua kali.


Seusai shalat, Ustadz Syaiful dalam ceramahnya mengatakan, di antara tanda-tanda kekuasaan Allah ditundukkannya matahari dan bulan, juga malam dan siang. 


“Hal tersebut diperuntukkan bagi orang-orang yang berakal,” ujarnya.


Syaiful mengatakan, kejadian alam berupa gerhana bulan maupun matahari memberikan makna kepada manusia akan kekuasaan Allah SWT, sang Maha Pencipta dan Pengatur alam sejagad raya ini. 


Untuk itu, dia mengajak jamaah untuk tetap mengingat Allah SWT dan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.


Menurut dia, selama dua tahun lebih negeri Indonesia dilanda pandemi Covid-19, dan mulai dapat beraktivitas lagi seperti biasa meski harus dengan kondisi baru. 


“Tentu kita bersyukur kepada Allah SWT yang telah meredakan kasus Covid-19 di Indonesia,” kata Syaiful, dilansir Republika.


Ibu rumah tangga warga Kota Bandar Lampung, Lina (55), mengatakan dengan adanya gerhana, matahari maupun bulan, menandakan adanya kekuasaan Allah SWT yang tidak dapat dilewatkan begitu saja. 


“Sudah seharusnya umat Islam ikut Shalat Gerhana, karena gerhana tersebut merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah. kita manusia sangat kecil dihadapan-Nya,” kata ibu dua anak tersebut.


Dengan adanya gerhana bulan tahun ini, seharusnya dia dan ummat lainnya bertobat memohon ampun dan berdoa sebanyak-banyaknya, agar mendapat perlindungan dari Allah SWT dalam kehidupan kita ke depan.


“Sekarang sudah sangat banyak terjadi gerhana baik bulan maupun matahari, ini tanda-tanda semakin dekatnya hari kiamat,” ujar Lina. (*)

close