Pelaksana Tugas Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Muhamad Mardiono (Foto: Istimewa) |
JAKARTA - Pelaksana Tugas Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Muhamad Mardiono, menanggapi munculnya nama Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan sebagai calon presiden yang diusulkan para kadernya.
Dia mengingatkan kepada seluruh kader PPP untuk taat asas.
Mardiono menilai usulan tersebut sebagai hal yang wajar. Akan tetapi keputusan akhir berada di tangan Dewan Pimpinan Pusat (DPP).
"Ini suara arus bawah yang disampaikan ke Dewan Pimpinan Pusat (DPP), tapi pada akhirnya semua harus taat asas. Apa yang sudah menjadi mekanisme pusat harus dijalankan. Apalagi kita ada keterikatan bersama Koalisi Indonesia Bersatu (KIB),” kata Mardiono, dilansir Tempo, Jumat, 4 November 2022.
Nama Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan sebagai calon presiden PPP muncul dalam Rapat Pimpinan Wilayah (Rapimwil) II partai tersebut yang dilaksanakan di Kota Ambon, Maluku, Kamis kemarin.
Sedangkan untuk calon wakil presiden (cawapres) Rapimwil mengusulkan nama Muhamad Mardiono dan Menteri BUMN Erick Thohir.
DPP PPP masih mendengar aspirasi dari masyarakat
Mardiono menjelaskan usulan dari berbagai daerah terkait nama capres dan cawapres belum dijadikan keputusan DPP.
Bahkan, menurut dia, DPP masih terus mendengar suara dari arus bawah.
“Ini lagi-lagi bukan keputusan, baru pikiran kader yang bisa jadi mengemuka di kalangan masyarakat. Namanya pesta demokrasi, maka semua warga memiliki hak yang sama,” ungkap Mardiono.
Sementara itu, Ketua DPW PPP Maluku A. Aziz Hentihu menegaskan akan patuh dan solid terhadap keputusan DPP.
Menurut Aziz, DPP tidak akan sembarangan dalam memutuskan nama-nama tersebut.
“Tadi mengemuka nama-nama, namun sifatnya hanya usulan. Keputusan DPP pasti akan melewati banyak aspek pertimbangan, tidak hanya satu wilayah lokal tapi menjangkau kepentingan nasional dan bangsa Indonesia sehingga akan dikaji lewat mekanisme panjang DPP,” jelasnya.
Aziz menambahkan DPW Maluku bersama DPP saat ini sedang memantapkan solidaritas di bawah kepemimpinan Mardiono. Ia berharap ke depan bisa terus mengejar target untuk Pemilu 2024.
“Apa pun keputusan DPP kemudian dibawa ke KIB, maka kita Sami’na wa Atho’na, yaitu patuh dan taat karena saat ini kami sedang memantapkan solidaritas yang harus betul-betul dijaga karena pemilu 13 bulan lagi,” kata dia.
Sebelumnya nama Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan memang sempat mencuat dari berbagai pengurus PPP.
Ganjar misalnya, disebut Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani sebagai tokoh yang memiliki kedekatan dengan partai berlambang Ka'bah tersebut.
Keluarga mertua Ganjar, menurut dia, merupakan tokoh PPP Purbalingga. Selain itu, Wakil Gubernur Jawa Tengah yang mendampingi Ganjar, Taj Yasin Maimoen, juga merupakan tokoh PPP.
Dukungan terhadap Anies Baswedan tampak terlihat dari PPP Yogyakarta. Anies sempat mendatangi acara Harlah PPP di Kota Gudeg itu pada awal tahun lalu.
Anies Baswedan saat ini telah diusung Partai NasDem sebagai calon presiden. NasDem disebut akan berkoalisi dengan Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Meskipun demikian, koalisi tersebut hingga saat ini belum juga dideklarasikan secara resmi.
Sementara Ganjar Pranowo baru mendapatkan dukungan secara resmi dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
PSI memasangkan Ganjar dengan Zannuba Ariffah Chafsoh atau yang lebih dikenal dengan nama Yenny Wahid.
Di Koalisi Indonesia Bersatu, nama Ganjar juga masuk radar Partai Amanat Nasional (PAN). PAN disebut ingin menduetkan Ganjar dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. (*)