TUTUP
TUTUP
Regional

Polisi Terkesan Benarkan Penggunaan Gas Air Mata Sebut Korban Tewas Kanjuruhan Kekurangan Oksigen

Admin
11 October 2022, 11:24 PM WAT
Last Updated 2022-10-24T07:19:02Z
Polisi menembakkan gas air mata di dalam Stadion Kanjuruhan (Foto: Istimewa)

JAKARTA - Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo menyebut gas air mata bukan penyebab ratusan korban tewas dalam Tragedi Kanjuruhan, Malang, tetapi karena kekurangan oksigen.


Menurut Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Demokrat, Santoso, pernyataan Humas Polri itu telah melukai hati masyarakat.


Dia pun meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menegur Dedi karena pernyataannya.


"Kapolri harus menegur Kadiv Humas Polri yang mengeluarkan statemen melukai perasaan masyarakat," kata Santoso saat dihubungi, Selasa (11/10).


Menurutnya pernyataan Dedi itu kurang tepat dan khawatir pernyataan itu justru menimbulkan pro kontra di tengah masyarakat, terutama para keluarga korban yang masih berduka atas insiden tersebut.


Pernyataan itu seolah-olah memberi pembenaran penggunaan gas air mata di dalam stadion.


"Analogi yang disampaikan Kadiv Humas Polri itu seakan-akan memberi pembenaran atas ditembakkannya gas air mata pada peristiwa stadion Kanjuruhan," kata Santoso, dilansir CNNIndonesia.


Dia menegaskan, publik pun mengetahui 131 korban jiwa dalam insiden di Stadion Kanjuruhan usai laga Arema melawan Persebaya itu dipicu penembakan gas air mata oleh aparat.


"Semua publik tahu bahwa kematian itu diawali dari ditembakkannya gas mata ke arah penonton yang menimbulkan kepanikan," kata Santoso.


Sebelumnya, Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo sebelumnya menyebut bahwa gas air mata bukan penyebab jatuhnya korban jiwa dalam tragedi Kanjuruhan.


Dedi mengutip pernyataan sejumlah ahli dan dokter spesialis yang menangani para korban.


Berdasarkan pendalaman para ahli, katanya, para korban tewas dalam insiden Kanjuruhan akibat kekurangan oksigen. Para korban kekurangan oksigen karena berdesakan di pintu keluar stadion.


"Terjadi berdesak-desakan terinjak-injak, bertumpukan mengakibatkan kekurangan oksigen di pada pintu 13, pintu 11, pintu 14, dan pintu 3. Ini yang jadi korbannya cukup banyak," katanya.


Pernyataan berbeda justru disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy.


Menurut Muhadjir, tragedi tewasnya ratusan suporter Arema FC di Stadion Kanjuruhan Malang karena ada gas air mata.


Terlebih, kata Muhadjir, FIFA selaku federasi sepak bola dunia telah melarang penggunaan gas air mata di stadion.


"Tapi di situ ada unsur gas air mata yang jadi salah satu munculnya insiden, iya lah saya rasa. Di samping itu kan jelas FIFA melarang digunakan gas air mata," kata Muhadjir, Selasa (11/10).


Selain itu, temuan awal Komnas HAM menyatakan gas air mata itu memicu kepanikan yang membuat penonton di tribun Kanjuruhan kemudian berdesak-desakan ke pintu keluar yang terbatas. (*)

close