TUTUP
Ekonomi

Pedagang dan Perajin Tahu-Tempe di Lampung Mengeluh, Harga Kedelai Melambung

Admin
06 October 2022, 7:30 AM WAT
Last Updated 2022-10-11T07:03:36Z
Foto: Ilustrasi/Istimewa

BANDAR LAMPUNG – Harga kedelai di pasar tradisional Kota Bandar Lampung terus melambung menjadi Rp 13.000 per kilogram (kg), Rabu (5/10/2022).


Perajin tempe dan tahu mengaku sulit untuk menyiasati produknya agar usahanya tetap bertahan.


Pedagang kedelai di Pasar Pasir Gintung Kota Bandar Lampung, Tina mengatakan, terjadi kenaikan harga kedelai dalam dua pekan terakhir.


Harga kedelai eceran pekan lalu masih Rp 12.000 per kg, sekarang ini sudah mencapai Rp 13.000 per kg.


“Kami jual eceran Rp 13.000 per kilogram, kalau partai besar Rp 12.500 per kg,” ujar wanita 42 tahun itu.


Menurut Tina, meski harga kedelai mahal, namun pasokan kedelai impor masih normal, tidak sulit. 


Informasinya, mahalnya harga kedelai ini disebabkan negara pengimpor mengalami gagal panen kedelai, dan juga terjadi gejolak harga dolar terhadap rupiah.


"Harga kedelai mahal juga berpengaruh dengan omset penjualan kedelai kepada pelanggan," ujar Tina, dilansir Republika.


Saat harga kedelai naik di atas Rp 11.000 sampai Rp 13.000 per kg, terjadi penurunan omset mencapai 30 persen. 


Dia berharap pemerintah segera turun tangan mengatasi harga kedelai yang cenderung naik tidak terkendali.


"Harga kedelai normal itu di bawah Rp 10.000 atau kisaran Rp 6.000 sampai Rp 8.000 per kg, sehingga pengusaha tahu tempe dapat produksi dengan lancar," kata Tina.


Perajin tempe dan tahu rumahan di Kota Bandar Lampung mengaku sulit untuk mensiasati mahalnya harga kedelai sebagai bahan baku pembuatan tempe dan tahu.


Dengan harga kedelai Rp 13.000 per kg, tidak sesuai dengan harga tempe dan tahu di pasaran.


Ukuran tempe sudah sesuai dengan harga pasaran yakni Rp 3.000 hingga Rp 5.000 per buah sesuai ukuran.


“Mau dinaikkan harga jual, tidak ada yang beli. Dikecilkan ukuran juga banyak yang mengeluh, serba salah,” kata Adi, perajin tempe di Telukbetung Utara.


Dia mengaku kenaikan harga kedelai mulai dari 11.500 per kg, naik lagi menjadi Rp 12.000 sampai Rp 13.000 per kg sangat memukul usaha rumah tangga mereka jadi bangkrut.


Para perajin sulit mensiasati naiknya harga bahan baku dengan produk tempenya.


"Ukuran tempe yang dijual di pasaran sudah standar sesuai dengan harga eceran," ujar Adi.


Sekarang produksi mulai dikurangi karena sulit mensiasati dengan bahan baku kedelai yang mahal, yang biasanya saat normal harga kedelai di bawah Rp 10.000 per kg.


Hal sama terjadi dengan perajin tahu di Kaliawi, Bandar Lampung. Mahalnya harga kedelai membuatnya mulai mengecilkan ukuran tahu agar sebanding dengan biaya produksi.


“Kalau tidak dikecilkan kami tidak mendapat untung,” kata Hasan.


Menurut dia, penjual tahu secara eceran di pasaran mensiasati harga dengan menjual tahu secara kemasan bukan per biji.


“Tahu sudah dibungkus isi 10 biji dengan harga beragam Rp 7.000 sampai Rp 10.000. Tergantung ukuran,” ujar Hasan. (*)

close