TUTUP
HeadlineRegional

Mabes Polri: Dua Polisi Tewas Dalam Tragedi Kanjuruhan karena Kekurangan Oksigen

Admin
04 October 2022, 6:19 PM WAT
Last Updated 2022-10-24T07:19:32Z
Sejumlah korban tewas dalam tragedi Kanjuruhan (Foto: Istimewa)

MALANG - Dua personel polisi tewas dalam tragedi Kanjuruhan, Sabtu 1 Oktober 2022 lalu. 


Keduanya tewas saat berada di tribun selatan bersama puluhan korban lainnya.


Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo mengungkapkan dua anggota polisi itu meninggal setelah berdesak-desakan dengan para suporter hingga kehabisan oksigen.


"Ya karena desak-desakan, mengakibatkan kurang oksigen. Sebagian besar meninggalnya karena kekurangan oksigen," ujarnya, saat konferensi pers di Mapolres Malang, Senin 3 Oktober 2022.


Dedi menjelaskan, Briptu Fajar Yoyok Pujiono (Bintara Polres Trenggalek) dan Brigadir Andik Purwanto (Bintara Polres Tulungagung) ditemukan berhimpitan dengan puluhan korban yang lain.


"Itu ditemukannya bersama dengan 43 masyarakat yang berhimpitan itu, pintu 12," kata Dedi, dilansir Tempo.


Mendapat Kenaikan Pangkat 


Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberikan penghargaan kepada dua anggota polisi berupa kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi.


Kenaikan pangkat mereka tertuang dalam surat telegram rahasia dengan Nomor STR/742/X/KEP/2022.


"Bapak Kapolri juga memberikan reward ke anggota Polri yang gugur dalam melaksanakan tugas. Sudah dinaikan pangkat luar biasa anumerta setingkat lebih tinggi," kata Dedi Prasetyo.


Dedi pun juga mengungkapkan bahwa kedua jenazah yang gugur tersebut telah dimakamkam secara kedinasan pada Minggu 2 September 2022.


"Kemarin dua anggota Polri tersebut sudah dimakamkan secara kedinasan," kata Dedi.


Tragedi Kanjuruhan terjadi usai pertandingan antara Arema FC versus Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur pada Sabtu, 1 Oktober 2022.


Dalam kerusuhan itu, polisi menembakkan gas air mata ke arah massa di dalam stadion. Termasuk ke arah tribun penonton.


Hal ini mengakibatkan kepanikan di dalam stadion tersebut. Para penonton kemudian berebutan keluar untuk menghindari gas air mata.


Nahas, banyak yang pingsan dan terinjak-injak saat menuju pintu keluar. (*)

close