TUTUP
TUTUP
Hukum

KPK Periksa Warek II dan Pejabat Unila, Warek I Unri hingga Dosen Unsri Kasus Suap Karomani

Admin
20 October 2022, 10:12 PM WAT
Last Updated 2022-10-24T07:18:43Z
Kabag Pemberitaan KPK, Ali Fikri (Foto: Istimewa)

BANDAR LAMPUNG - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali memeriksa sembilan saksi kasus suap penerimaan mahasiswa baru (PMB) Universitas Lampung (Unila) jalur mandiri di Aula Patria Tama, Polresta Bandar Lampung, Kamis (20/10/2022).


Diketahui, dalam kasus ini tersangka utamanya yaitu Rektor Unila nonaktif Prof Karomani. 


Kesembilan saksi tersebut di antaranya Wakil Rektor II Unila Bidang Keuangan Unila Prof Asep Sukohar, Wakil Rektor I Universitas Riau (Unri) Prof M. Nur Mustafa hingga Dosen Universitas Sriwijaya (Unsri) Entis Sutisna Halimi.


"Hari ini, pemeriksaan saksi TPK suap oleh penyelenggara negara atau yang mewakilinya terkait penerimaan calon mahasiswa baru pada Universitas Lampung 2022, untuk tersangka KRM," ujar Kabag Pemberitaan KPK, Ali Fikri, Kamis (20/10/2022).


Lima saksi lainnya yakni Dekan Teknik Unila Dr. Eng. Helmy Fitriawan, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Unila Ida Nurhaida, Pembantu Dekan I Fakultas Hukum Unila Rudi Natamiharja dan Dosen Unila Mualimin.


Selain itu, penyidik turut memeriksa seorang pihak swasta selaku Manager Informa Lampung, Haditiya Rayi Setha.


Salah satu saksi, Asep Sukohar saat dikonfirmasi ketika istirahat untuk Shalat Dzuhur di lantai 3 Gedung Utama Mapolresta Bandar Lampung membenarkan sejak pukul 10.00 WIB diperiksa penyidik KPK.


"Iya dipanggil jadi saksi, tadi sudah dimulai pemeriksaan seputar tupoksi saya dalam penerimaan mahasiswa baru Unila," ujarnya.


Selain itu, dia juga mengonfirmasi sejumlah nama yang menjalani pemeriksaan sebagai saksi oleh penyidik KPK. 


"Bukan cuma saya, itu ramai di bawah," kata Asep didampingi seorang pria diduga asisten pribadinya, dilansir IDNTimes.


Pantauan di depan ruangan pemeriksaan, dua pintu Aula Patria Tama terlihat nampak tak biasa, itu lantaran akses ruangan bertulis "PINTU MASUK dan PINTU KELUAR" tertutup rapat oleh kertas koran.


Beberapa orang, termasuk Asep Sukohar sesekali terlihat kelur masuk dari dalam dan menuju ruangan.  (*)

close