TUTUP
TUTUP
KesehatanLampung

Kondisi Pasien Gagal Ginjal Pertama di Lampung Terpantau Stabil Dua Hari Dirawat

Admin
22 October 2022, 5:15 PM WAT
Last Updated 2022-10-24T07:18:39Z
Foto: ilustrasi/Istimewa

BANDAR LAMPUNG - Penderita gejala gangguan gagal ginjal akut pertama di Lampung bayi berusia 11 bulan.


Pasien tersebut menjalani perawatan medis secara intensif di salah satu gedung perawatan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Moeloek, Kota Bandar Lampung.


Pasien anak asal Kota Bandar Lampung itu ditempatkan di salah satu kamar ruang perawatan anak dan mendapatkan pemantauan intensif dari pihak petugas medis.


Pada ruangan tersebut, tidak diketahui pasti berapa jumlah pasien dirawat bersamaan di dalamnya, karena pintu ruangan tertutup rapat.


Hanya petugas medis dan pihak keluarga pasien yang diperkenankan keluar masuk ke dalam ruangan rawat.


Berdasarkan informasi yang diterima, pasien berjenis kelamin laki-laki itu telah menjalani perawatan medis di rumah sakit setempat sejak dua hari lalu, Kamis (20/10/2022).


Didampingi kedua orang tuanya, pasien didiagnosis mengidap gangguan ginjal akut progresif atipikal atau Atypical Progressive Acute Kidney Injury


"Kondisinya stabil, dirawat di sini (RSUD Abdul Moeloek) sudah dua hari," ujar sumber yang enggan disebutkan namanya tersebut, Sabtu (22/10).


Merujuk hasil pemantauan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Lampung, petugas telah menyelidiki epidemiologi terhadap kasus tersebut.


Dimulai dengan mengambil spesimen dari kasus berupa darah, urine, swab nasofaring, dan swab rektal hingga memeriksa obat-obatan telah dikonsumsi pasien balita.


"Hasil pengujian dari Balai BPOM, juga telah ditemukan ada cemaran etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) melebihi nilai ambang batas pada beberapa obat yang beredar di Indonesia sudah dikonsumsi pasien," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, Reihana, dilansir IDNTimes.


Obat-obatan dimaksud meliputi Termorex Syrup, Flurin Dmp Sirup, Uni Baby Cough Syrup, Unibebi Demam Sirup, dan Unibebi Demam Drop.


"Namun demikian, hasil uji cemaran EG atau DEG tersebut belum dapat mendukung kesimpulan, bahwa penggunaan jenis sirup obat tersebut memiliki keterkaitan dengan kejadian gagal ginjal akut si pasien," jelas Reihana.


Sejatinya gangguan gagal ginjal akut selain dikarenakan penggunaan obat-obatan tersebut, penyakit itu juga dapat dipicu beberapa faktor resiko.


Misalnya infeksi virus, bakteri, atau bisa disebabkan dehidrasi tidak tertangani dengan baik dan lain-lain sebagainya.


Oleh karenanya, jajaran dinkes setempat mengimbau kepada masyarakat bila menemukan anak usia 0-18 tahun, atau mayoritas usai balita mengalami gejala seperti buang air kecil sedikit atau tidak ada urine, demam, diare, muntah, batuk dan pilek harap segera melaporkan kejadian kepada pusat pelayanan kesehatan atau rumah sakit terdekat masing-masing.


"Segera mungkin laporkan, ini apalagi terjadi secara tiba-tiba dan sama sekali tidak memiliki riwayat penyakit ginjal," kata Reihana. (*)

close