TUTUP
TUTUP
HeadlineRegional

Fakta Tragedi Kanjuruhan, Mahfud Md: Sedang Beri Nafas Buatan Disemprot Gas Air Mata, Mati

Admin
16 October 2022, 6:27 AM WAT
Last Updated 2022-10-15T23:27:51Z
TGIPF ungkap ada Aremania tewas ditembak gas air mata saat kasih napas buatan. [Foto: Twitter]

SABURAI - Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) menilai Tragedi Kanjuruhan lebih mengerikan dibanding beberapa cuplikan kejadian yang disebarkan di televisi dan media sosial (medsos).


Sebanyak 132 orang dilaporkan tewas usai pertandingan Arema FC Vs Persebaya Surabaya, pada Sabtu 1 Oktober lalu.


"Fakta yang kami temukan korban yang jatuh itu proses jatuhnya korban itu jauh lebih mengerikan dari yang beredar di televisi maupun di medsos," kata Ketua TGIPF Mahfud MD saat konferensi pers di YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (14/10/2022).


Mahfud mengatakan TGIPF merekonstruksi Tragedi Kanjuruhan berdasarkan 32 CCTV yang ada di Stadion Kanjuruhan.


Hasilnya, TGIPF mendapati ada penonton yang berjibaku untuk menyelamatkan diri hingga terinjak-injak pasca gas air mata ditembakkan oleh polisi.


"Kami merekonstruksi dari 32 CCTV yang dimiliki aparat. Jadi itu lebih mengerikan dari sekedar semprot mati, semprot mati. Ada yang saling gandengan untuk keluar bersama, satu bisa keluar yang satu tertinggal, yang di luar balik lagi untuk menolong temannya terinjak-injak mati," papar Mahfud, dilansir Suara.com.


Selain itu, TGIPF juga mendapati ada penonton lain yang tengah memberi nafas buatan juga ditembakkan gas air mata. Akibatnya, korban yang tewas semakin banyak jumlahnya.


"Ada juga yang memberi bantuan apa pernafasan itu. Karena apa, satunya sudah tidak bisa bernafas membantu, kena semprot juga, mati itu ada di situ. Lebih mengerikan daripada yang beredar karena ini ada di CCTV," jelas  kata Mahfud.


Sebelumnya, TGIPF memaparkan penyebab utama banyaknya korban meninggal saat Tragedi Kanjuruhan ialah gas air mata.


"Kematian massal itu terutama disebabkan oleh gas air mata," kata Mahfud.


Selain itu, Mahfud menyebut banyaknya korban luka dalam insdien maut itu disebabkan para penonton saling berdesakan seusai gas air mata ditembakkan oleh aparat keamanan.


"Kemudian yang mati dan cacat serta sekarang kritis dipastikan itu terjadi karena desak-desakan setelah ada gas air mata yang disemprotkan itu penyebabnya," jelas Mahfud. (*)

close