TUTUP
Ekonomi

Selisih Harga Terlalu Jauh-Ada Permainan Bisnis, Anggota DPR Dorong Pemerintah Naikkan Solar Subsidi

Admin
14 August 2022, 12:23 PM WAT
Last Updated 2022-09-20T14:31:46Z

Wakil Ketua Komisi Energi DPR, Maman Abdurrahman (Foto: Istimewa)


JAKARTA - Wakil Ketua Komisi Energi DPR, Maman Abdurrahman, mendorong pemerintah segera menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.


Alasannya menurut dia perbedaan selisih harga pasaran dengan harga BBM subsidi sudah terlampau jauh.


Maman mencontohkan, harga solar subsidi per liter sekitar Rp 5.000, sedangkan harga BBM solar industri sudah di kisaran Rp 20.000.


Oleh sebab itu, selisih harga antara BBM bersubsidi dan nonsubsidi sudah Rp 15.000 per liter.


"Saya mendorong pemerintah segera melakukan penyesuaian harga BBM bersubsidi di dalam negeri," ujar Politikus Partai Golkar itu, dalam keterangan tertulis, Sabtu, 13 Agustus 2022.


Menurutnya, selisih ini penting menjadi perhatian, karena perbedaan harga subsidi yang tinggi dapat menyebabkan permainan bisnis solar.


Contohnya, ada oknum yang membeli solar bersubsidi dengan harga Rp 5.000 lalu dijual ke pihak lain dengan harga mencapai Rp 10.000 per liter.


"Banyak oknum-oknum di bawah, baik itu masyarakat, oknum SPBU dan juga aparatur terkait bermain di mana mereka membeli solar bersubsidi dengan harga Rp 5.000 lalu dijual ke penampung dengan harga Rp 10.000," tuturnya, dilansir Tempo.


Para penampung yang memainkan penjualan solar ini menjual ke pabrik-pabrik, tambang-tambang ilegal, ke koordinator-koordinator nelayan, hingga bertransaksi di tengah laut.


Fenomena antrean panjang truk-truk di depan SPBU juga sebetulnya bukan murni karena ingin isi bahan bakar kendaraannya.


"Sekarang ini banyak truk-truk dadakan yang seolah-olah mengantre untuk kebutuhan bekerja. Padahal faktanya mereka mengisi full tangki mereka lalu dijual ke penampung-penampung di wilayahnya masing-masing dan setelah itu mereka mengantre lagi di SPBU lain," ujar Maman.


Kasus ini, menurut dia, sebetulnya menjadi salah satu penyebab keberadaan solar subsidi langka di pasar, karena distribusinya mengalami kebocoran.


Padahal, upaya pemerintah menaikkan kuota volume BBM bersubsidi jenis solar sudah sering dilakukan dan berjalan.


"Beberapa tahun terakhir komitmen pemerintah untuk menaikkan kuota solar bersubsidi harus kami akui sudah cukup baik, namun itu semua dimanfaatkan dan dinikmati oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab," ujar Maman.


Oleh sebab itu, di tengah tren harga minyak dunia yang terus naik, pemerintah perlu menaikkan harga BBM subsidi.


Sebab jika selisihnya dibiarkan, akan mengakibatkan beban subsidi yang ditanggung pemerintah juga makin bertambah dan memberatkan Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN).


Maman menilai pemerintah harus segera menyesuaikan harga BBM bersubsidi untuk mencegah dampak permasalahan di sektor lain.


"Demi mengamankan kepentingan yang lebih besar serta sudah saatnya kita akhiri permainan para oknum-oknum tidak bertanggung jawab di daerah," kata dia.


Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kembali meminta agar PT Pertamina (Persero) bisa mengendalikan volume penyaluran BBM bersubsidi.


Dengan begitu, postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) bisa tetap terjaga.


"Tentu saya berharap Pertamina untuk betul-betul mengendalikan volumenya, jadi supaya APBN tidak terpukul," kata Sri Mulyani di Jakarta, Rabu, 10 Agustus 2022. (*)

close