![]() |
(foto: kitabisa) |
LAMPUNG - Sejumlah relawan yang melakukan kampanye #wesavemoromoro dan #jangantutupsekolahkami membuat berbagai komunitas di Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung, serta di Bandung, Jawa Barat, turun tangan mendirikan Rumah Belajar Moromoro yang akhirnya dapat diresmikan operasionalnya.
"Setelah melakukan berbagai persiapan sejak November 2015 lalu, kami bersama berbagai komunitas di Bandung dan Lampung akhirnya melakukan peresmian Rumah Belajar Moromoro di dusun Moro Dewe Kabupaten Mesuji, Lampung. Kegiatan ini dilakukan untuk menegaskan bahwa pendidikan harus berjalan dengan cara apa pun," ujar Ricco Andreas, alumni SD Moro Dewe yang kini tengah belajar di Fakultas Hukum Universitas Lampung, Senin (18/1/2016).
Rico menjelaskan, setelah melakukan kampanye dan penggalangan dana melalui situs www.kitabisa.com, pada awal tahun ini sejumlah komunitas melakukan gerakan bersama untuk membangun "Rumah Belajar Moromoro" yang berlokasi di eks bangunan SD Moro Dewe, Mesuji, Lampung.
Pendirian rumah belajar itu, menyusul kebijakan penutupan SD Moro Dewe di Moromoro, Mesuji, Lampung bulan Mei tahun 2015 silam.
Penutupan sekolah itu berimbas pada 111 siswa yang harus tercerai-berai. Terdapat 45 orang yang harus pulang pergi (PP) menumpang truk ke SDN II Indraloka di Tulangbawang sejauh 12 km, sejumlah tiga anak putus sekolah karena kekurangan biaya dan sisanya harus pindah sekolah ke dua SD lain di Moromoro yang jaraknya juga cukup jauh dari rumah mereka di Moro Dewe.
Menurut Ricco yang merupakan tim #wesavemoromoro, pihaknya berhasil membawa berbagai komunitas untuk mengunjungi kampungnya dan menghidupkan kembali suasana belajar di Moro Dewe, seperti dilansir Rimanews.
Komunitas-komunitas yang turut bersumbangsih atas kegiatan ini adalah Komunitas Rumah Bintang Bandung, Komunitas Filmut Bandar Lampung, komunitas Motor Linescapade, dan Komunitas Helau Tiedye.
"Tujuan dari mendirikan rumah belajar tersebut yaitu memberikan motivasi kepada adik adik di Moro Dewe yang sudah tidak diberikan akses pendidikan oleh pemerintah setempat. Rumah Belajar ini sendiri didesain agar anak-anak tetap bisa berkarya dan semangat belajar. Karenanya berbagai komunitas bahu membahu mengumpukan donasi baik berupa uang dan peralatan belajar demi mengembalikan keceriaan mereka," kata Niki Suryaman, pegiat Komunitas Rumah Bintang Bandung yang terlibat dalam pendirian rumah belajar itu. (*)