![]() |
Jokowi tiba di rumah singgah balita korban asap. ©2015 Foto: Mega Putra/detikcom |
SABURAI -
Tim Komunikasi Presiden Ari Dwipayana membantah kabar yang menyebutkan
rumah singgah yang sempat dikunjungi Presiden Joko Widodo di Kelurahan
Lima Ulu, Palembang hanyalah sebuah rekayasa.
Menurut
Ari, rumah tersebut memang baru dibuat beberapa hari sebelum kedatangan
presiden. Namun, inisiatif membuat rumah singgah itu sudah mulai
dirintis oleh para lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang peduli terhadap
bencana asap.
"Rumah singgah itu dibangun oleh aktivis CSO (civil society organization) Sumsel dengan batuan individu-individu nasional. Kalau tanggap darurat terutama untuk evakuasi warga, terutama anak-anak dan bayi memang dibuat dalam beberapa hari yang lalu sebelum Presiden berangkat ke Amerika Serikat," ujar Ari dalam keterangan tertulis yang diterima wartawan, Sabtu (31/10/2015).
Menurut Ari, kedatangan presiden ke tempat itu adalah bentuk apresiasi JOkowi terhadap segala inisiatif yang dilakukan masyarakat untuk menangani asap. Ajakan agar masyarakat berperan aktif dalam penanggulangan asap ini juga sempat disinggung Jokowi dalam rapat terbatas pada 23 Oktober lalu.
"Presiden meminta Kemsos untuk sediakan rumah/evakuasi yang aman asap terutama untuk bayi dan anak anak. Yang dikunjungi Presiden adalah inisiasi CSO untuk memberikan apresiasi dan dukungan langkah masyarakat untuk beri bantuan pada korban asap," kata Ari, seperti dilansir Kompas.
Pria yang sebelumnya dikenal sebagai pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) itu menuturkan, di saat yang bersamaan muncul gerakan untuk membangun rumah singgah aman asap. Inisiatif itu digerakan oleh elemen lembaga masyarakat dibantu para relawan. Aksi ini terjadi di berbagai daerah terdampak termasuk Sumatera Selatan.
Sejumlah media memberitakan dugaan rumah singgah rekayasa yang dikunjungi Jokowi saat kunjungan kerja ke Palembang beberapa waktu lalu. Dugaan rekayasa itu timbul lantaran warga sempat heran karena rumah yang disebut rumah singgah baru saja dibangun. Menjelang kedatagan Jokowi, warga sekitar juga digiring untuk meramaikan rumah kosong yang disulap menjadi rumah singgah itu. (*)
"Rumah singgah itu dibangun oleh aktivis CSO (civil society organization) Sumsel dengan batuan individu-individu nasional. Kalau tanggap darurat terutama untuk evakuasi warga, terutama anak-anak dan bayi memang dibuat dalam beberapa hari yang lalu sebelum Presiden berangkat ke Amerika Serikat," ujar Ari dalam keterangan tertulis yang diterima wartawan, Sabtu (31/10/2015).
Menurut Ari, kedatangan presiden ke tempat itu adalah bentuk apresiasi JOkowi terhadap segala inisiatif yang dilakukan masyarakat untuk menangani asap. Ajakan agar masyarakat berperan aktif dalam penanggulangan asap ini juga sempat disinggung Jokowi dalam rapat terbatas pada 23 Oktober lalu.
"Presiden meminta Kemsos untuk sediakan rumah/evakuasi yang aman asap terutama untuk bayi dan anak anak. Yang dikunjungi Presiden adalah inisiasi CSO untuk memberikan apresiasi dan dukungan langkah masyarakat untuk beri bantuan pada korban asap," kata Ari, seperti dilansir Kompas.
Pria yang sebelumnya dikenal sebagai pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) itu menuturkan, di saat yang bersamaan muncul gerakan untuk membangun rumah singgah aman asap. Inisiatif itu digerakan oleh elemen lembaga masyarakat dibantu para relawan. Aksi ini terjadi di berbagai daerah terdampak termasuk Sumatera Selatan.
Sejumlah media memberitakan dugaan rumah singgah rekayasa yang dikunjungi Jokowi saat kunjungan kerja ke Palembang beberapa waktu lalu. Dugaan rekayasa itu timbul lantaran warga sempat heran karena rumah yang disebut rumah singgah baru saja dibangun. Menjelang kedatagan Jokowi, warga sekitar juga digiring untuk meramaikan rumah kosong yang disulap menjadi rumah singgah itu. (*)