![]() |
Irwansyah (kanan) | ist |
LAMPUNG - Kendati pihak PT PLN (Persero) Wilayah Lampung menyatakan jika defisit listrik di Lampung sudah berkurang, dari sebelumnya 220 MW menjadi 18 MW, namun pemadaman listrik masih akan tetap berlangsung.
“Tetap ada pemadaman bergilir. Namun jika sebelumnya pemadaman bergilir bisa dua kali dalam sehari dengan durasi 3 jam per mati lampu, sekarang diprediksi berlangsung empat hari sekali dengan durasi 1 jam per sekali mati lampu,” ujar General Manager (GM) PT PLN (Persero) Wilayah Lampung, Irwansyah, usai konferensi pers di ruang ruang rapat asisten kompleks kantor Gubernur Lampung, Jumat siang (27/11/2015).
Parahnya lagi, pemadaman listrik ini akan terjadi hingga Januari 2016. Padahal sebelumnya pihak PLN Lampung mengatakan jika pemadaman listrik di Lampung hanya sampai akhir tahun 2015 ini.
Menurut Irwansyah, pemadaman ini akan berlangsung hingga Januari 2016, hingga seluruh perbaikan pembangkit listrik di Lampung rampung. Itu artinya, baru dua bulan lagi listrik di Lampung kembali normal.
“Pembangkit di PLTU Tarahan saat ini masih mengalami kerusakan di sistem pembakaran atau boilernya. Tapi meski sudah normal, kami belum bisa menjamin sistem kelistrikan Lampung akan aman dan bebas dari pemadaman. Kondisi kelistrikan Lampung sampai bulan Juni 2016 masih berstatus siaga,” terang Irwansyah yang baru beberapa bulan menjabat GM PLN Wilayah Lampung.
Dikatakan siaga, karena sistem kelistrikan Lampung baru aman apabila pasokan listrik memiliki cadangan 30% dari total beban puncak atau setara dengan pasokan dari 2 pembangkit terbesar.
“Pada Juni 2016, pasokan listrik kita baru ada tambahan 115 MW. Ini berasal dari proyek Mobile Power Plan sebesar 100 MW dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Ulubelu sebesar 55 MW. Di samping itu, memang kebutuhan listrik Lampung pada Juni 2016 diprediksi bertambah sekitar 86 MW,” kata Irwansyah, seperti dilansir Duajurai.
Kambinghitamkan Kemarau
Irwansyah mengatakan permasalahan listrik yang terjadi di Lampung karena musim kemarau.
“Ini berpengaruh dengan kerja PLN. Disamping itu, ada juga pembangkit yang memerlukan perbaikan. Ditambah lagi, pasokan listrik yang tidak sebanding dengan lajunya pembangunan di Lampung,” kata Irwansyah.
“Terjadi defisit yang besar yakni 220 MW di Lampung karena kemarau panjang, sehingga PLTA yang beroperasi dengan sangat minim. Ada juga gangguan kabut asap, serta gangguan pembangkit di PLTU Sebalang dan Tarahan,” tambahnya.
Sedangkan terkait pembangunan, dikatakan olehnya, bertambahnya kebutuhan listrik di Lampung karena pesatnya pembangunan. Namun kesiapan tentang daya dukung listrik untuk memenuhi tidak seimbang.
“Tapi malam tadi (Kamis, 27/11/2015) sudah sedikit terbantu. Setelah ada pasokan dari PLTU Sebalang dan Tarahan maka defisitnya 18 MW. Harapannya akhir Desember atau Januari 2016 sudah kembali kondisi normal. Artinya kondisi pasokan dan beban puncak sudah mencukupi dan belum ada reset margin,” katanya.
Dalam konferensi pers ini, Irwansyah juga mengakui bahwa kondisi kelistrikan di Lampung memang sedang jadi sorotan.
Konferensi pers ini guna menyampaikan informasi tentang situasi dan kondisi kelistrikan terkini di Lampung. Kegiatan ini digagas oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung yang menggadeng PLN Lampung.
Tampak hadir dari pihak Pemprov Lampung yakni Sekretaris Provinsi (Sekprov) Lampung Arinal Djunadi, Asisten II Bidang Ekonomi Pembangunan (Ekbang) Pemprov Lampung Adeham., dan Kepala Dinas Pertambangan Provinsi Lampung Pieterdono.
Sedangkan dari pihak PLN dihadiri General Manager (GM) PLN Wilayah Lampung Irwansyah beserta jajaran pengelola maupun penggerakan PLN.(*)