TUTUP
Lampung

YLKI: PLN Lampung Abaikan Hak Konsumen!

Admin
12 October 2015, 1:17 PM WAT
Last Updated 2016-03-09T22:18:33Z
Deputi Manajer Hukum dan Humas Perusahaan Listrik Negara (PLN) Distribusi Lampung, I Ketut Darpa (kiri), Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Lampung Subadra Yani (tengah), dalam acara sosialisasi keluhan konsumen melalui pertemuan bersama YLKI, Selasa (22/9/2015). (foto: lampost)

LAMPUNG - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Lampung menilai, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah mengabaikan hak konsumen karena tidak melakukan sosialisasi atas kenaikan tarif listrik prabayar.

Ketua YLKI Lampung, Subadra Yani di Bandar Lampung, Senin (12/10/2015) mengatakan informasi naiknya tarif dasar listrik merupakan hak konsumen dan itu perlu diketahui tapi itu semua dikesampingkan oleh PT. PLN.

"Masyarakat tentu saja sangat bingung ketika membeli listrik prabayar harganya telah naik dan tanpa ada sosialisasi," ujar dia.

"Harusnya ada sosiaslisasi terlebih dahulu agar masyarakat dapat mengetahui kenaikannya berapa. Masyarakat pun mengeluhkan perhitungan saat membeli token (setrum) listrik prabayar," kata Subadra.

"Jika kenaikan itu masuk biaya administrasi kenapa harus dibebankan ke konsumen sebab dari awal terbitnya listrik prabayar ini biaya tersebut sudah masuk dalam harganya," tambah dia.

Subadra mengatakan seharusnya masyarakat dipermudah dan dipersulit. Dia menyebutkan jika konsumen membayar Rp20 ribu maka tidak perlu ditambahkan lagi. Menurutnya, pelayanan PLN saat ini sangat buruk karena setiap hari selalu ada pemadaman, seperti dilansir Sp.beritasatu.

"Benahi dulu pelayanannya ke masyarakat baru PLN menaikkan harga tarif dasar listrik," ujar Subadra.

Sementara sejumlah warga mengeluhkan masih seringnya pemadaman listrik terutama pada saat jam belajar anak antara pukul 18.00-22 WIB apalagi saat ini menjalani ulangan sekolah.

"Apalagi alasan PLN. Ketika musim hujan sering pemadaman, kemarau pun begitu. Semestinya punya solusi dengan kejadian yang setiap tahun terjadi ini," kata Sukidi, warga Kota Bandar Lampung, saat dikonfirmasi. (*)
close