![]() |
(ilustrasi/ist) |
LAMPUNG - Kabut asap yang melanda Provinsi Lampung sejak beberapa hari terakhir terus meluas. Tidak hanya di Kota Bandar Lampung, Kabupaten Lampung Timur, Mesuji, dan Tulangbawang yang banyak mengalami, tetapi kabut asap juga pekat di Kabupaten Lampung Barat.
Fahri, warga Liwa, ibu kota Kabupaten Lampung Barat mengatakan, dalam tiga hari terakhir kabut asap menyelimuti hampir seluruh wilayah Liwa. Warga setempat khawatir kemungkinan dampak kabut asap tersebut. Warga yang sebelumnya tidak mengalami kabut asap khawatir akan ancaman kabut asap tersebut bagi kesehatan.
“Khawatirnya kalau ada pengaruh dengan kesehatan,” ujar Fahri, seperti dilansir Sinarharapan, Senin (26/10/2015).
Hal yang sama juga dilontarkan Admadi, warga Kecamatan Lumbok Seminung, Lampung Barat. Menurutnya, munculnya kabut asap tersebut bukan tidak mungkin yang menyebabkan ikan-ikan budi daya di Danau Ranau banyak mati.
Hal yang sama juga dilontarkan Admadi, warga Kecamatan Lumbok Seminung, Lampung Barat. Menurutnya, munculnya kabut asap tersebut bukan tidak mungkin yang menyebabkan ikan-ikan budi daya di Danau Ranau banyak mati.
“Bisa jadi kabut asap berpengaruh ke budi daya perikanan yang beberapa hari ini banyak ikan mati,” ujarnya.
Perkampungan penduduk, ia mengemukakan, sebagian besar berada di tepian Danau Ranau sehingga kabut asap yang terbawa angin dari arah Sumatera Selatan tersebut sangat cepat sampai ke perkampungan penduduk.
Rusdi, warga Kota Menggala, ibu kota Kabupaten Tulangbawang mengaku, kabut asap yang menyelimuti wilayahnya makin pekat.
Perkampungan penduduk, ia mengemukakan, sebagian besar berada di tepian Danau Ranau sehingga kabut asap yang terbawa angin dari arah Sumatera Selatan tersebut sangat cepat sampai ke perkampungan penduduk.
Rusdi, warga Kota Menggala, ibu kota Kabupaten Tulangbawang mengaku, kabut asap yang menyelimuti wilayahnya makin pekat.
“Infonya banyak terjadi kebakaran gambut di Kecamatan Gedungaji Baru,” tutur Rusdi.
Demikian pula di Kota Bandar Lampung, dalam beberapa hari ini warga semakin sesak oleh adanya kabut asap. Di beberapa titik Kota Tapis Berseri itu terasa panas, tetapi sinar matahari tidak terlihat karena tertutup seperti adanya awan. Terutama sepanjang hari Minggu, terlihat langit di kota ini diselimuti kabut seperti mendung bakal hujan dan cahaya matahari agak redup.
“Kami khawatir makin lama kabutnya makin pekat sehingga gelap seperti di Riau dan Palembang,” tutur Novri, warga Rajabasa, Bandar Lampung.
Terpisah, Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Branti, Lampung, Sugiyono menyatakan terdapat 17 titik panas di Lampung Timur.
Demikian pula di Kota Bandar Lampung, dalam beberapa hari ini warga semakin sesak oleh adanya kabut asap. Di beberapa titik Kota Tapis Berseri itu terasa panas, tetapi sinar matahari tidak terlihat karena tertutup seperti adanya awan. Terutama sepanjang hari Minggu, terlihat langit di kota ini diselimuti kabut seperti mendung bakal hujan dan cahaya matahari agak redup.
“Kami khawatir makin lama kabutnya makin pekat sehingga gelap seperti di Riau dan Palembang,” tutur Novri, warga Rajabasa, Bandar Lampung.
Terpisah, Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Branti, Lampung, Sugiyono menyatakan terdapat 17 titik panas di Lampung Timur.
“Itu karena saat ini arah angin mengarah ke barat dan utara sehingga asapnya dampaknya sampai ke Bandar Lampung,” ucapnya. (*)