TUTUP
Lampung

Kabut Asap, BMKG Imbau Warga Lampung Siapkan Masker

Admin
27 October 2015, 1:04 PM WAT
Last Updated 2016-03-09T22:18:08Z
(ilustrasi/reuters)

LAMPUNG – Pihak Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Lampung memastikan kabut asap yang sempat menyelimuti sejumlah wilayah daratan di Provinsi Lampung mulai berkurang. Meski begitu, BMKG tetap meminta masyarakat tetap waspada, misalnya dengan menyiapkan masker.

“Walaupun kabut asap sudah menipis, BMKG tetap minta masyarakat waspada dan antisipasi. Karena kita tidak tahu kemungkinan apa yang terjadi ke depan,” kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Lampung Sugiono, Minggu (25/10/2015).

Sugiono menjelaskan, kabut asap pada Minggu kemarin sudah mulai berkurang. 

“Berdasarkan pantauan BMKG hari ini (25/10), kabut asap di permukaan daratan Lampung mulai berkurang. Karena terbantu faktor angin, sehingga kabut asap yang sempat menyelimuti daratan Lampung bergeser dibawa angin,” ujarnya.

Menurut Sugiono, kabut asap kemarin tidak separah dua hari sebelumnya, yakni Jumat (23/10)-Sabtu (24/10). Ketika itu, kabut asap bisa dirasakan oleh indera penglihatan dan penciuman manusia. Bahkan, banyak warga yang melapor ke BMKG.

“Kalau hari Jumat-Sabtu kemarin cukup parah. Asap bisa dirasakan dengan indera. Ada yang sampai matanya merah (pedih),” tambahnya.

Sugiono menjelaskan, ada beberapa faktor yang menyebabkan kabut asap bisa sampai ke Lampung. Di antaranya, geografis Lampung cukup berdekatan dengan lokasi kebakaran hutan di Riau. Selain itu, faktor angin yang bergerak dari arah timur menuju barat. Kondisi itu menyebabkan beberapa wilayah mengalami dampak asap.

Antisipasi Hotspot
Sugiono meminta Pemerintah Provinsi Lampung dan pemerintah kabupaten/kota mewaspadai kemungkinan bermunculannya hotspot. Tujuannya agar bisa segera menanggulangi jika sewaktu-waktu terjadi ancaman kabut asap maupun kebakaran.

“Paling tidak, harus ada kesiapan pemerintah kalau-kalau terjadi bencana seperti kabut asap atau kebakaran hutan. Kita setidaknya bisa mempersiapkan diri untuk menghalau. Karena oksigen jika sudah bercampur karbonmonoksida bisa mengancam kesehatan dan gangguan bagi yang menghirupnya,” terang Sugiono.

Sugiono menerangkan, satelit BMKG kemarin mengalami gangguan. Akibatnya, BMKG tidak bisa meng-update hotspot. Jadi belum diketahui apakah titik api di Bengkunat, Lampung Barat masih ada.

Sejak Jumat, kabut asap sempat menyelimuti wilayah Kota Bandar Lampung. Bahkan, fenomena kabut asap di Kota Bandar Lampung menjadi trending topic di media sosial seperti twitter dan facebook, maupun status BlackBerry, seperti dilansir Tribunnews.

Minus Tujuh Daerah
Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan menyebar secara luas. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut tiga per empat wilayah Indonesia tertutup asap, termasuk Lampung.

“Berdasarkan pantauan satelit Himawari dari BMKG pada Minggu (25/10) pukul 08.30 WIB, lebih dari tiga per empat wilayah Indonesia tertutup asap tipis hingga tebal,” ucap Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.

Dia menyebut hanya ada tujuh wilayah yang tidak tertutup asap, yakni Jawa Tengah, DIY, sebagian Jawa Timur, NTT, Sulawesi Utara, Maluku Utara dan bagian utara Papua. Sisanya selain wilayah yang disebut sudah terpapar kabut asap.

Selain itu, pasokan asap dari hotspot juga masih besar. Berdasarkan pantauan satelit Terra dan Aqua pada Minggu pagi, ada 1.187 hotpsot. Kualitas udara (PM10) di wilayah Sumatera dan Kalimantan juga terpantau di level tidak sehat hingga bahaya.

“Pekanbaru 570 di level berbahaya, Jambi 518 berbahaya, Palembang 325 sangat tidak sehat, Pontianak 169 tidak sehat, Banjarbaru 73 sedang, Samarinda 147 sedang, dan Palangkaraya 1.511 berbahaya. Hampir dua bulan lamanya warga di Riau, Jambi dan Palangkaraya terkepung asap level berbahaya,” jelas Sutopo.

Sedangkan untuk jarak pandang hari ini pukul 09.00 WIB tercatat di Padang 200 meter, Pekanbaru 1.000 meter, Jambi 900 meter, Palembang 200 meter, Pontianak 800 meter, Ketapang 200 meter, Palangkaraya 100 meter, dan Banjarmasin 400 meter. (*)
close