TUTUP
Nasional

Kabut Asap, Bantuan Malaysia Tiba, Singapura Ditunda

Admin
10 October 2015, 12:05 PM WAT
Last Updated 2015-10-12T05:05:44Z
Pesawat Bombardir CL415 Water Boombing milik Tentara Udara Diraja Malaysia tiba di Bandara Sultan Mahmud Baddarudin II, Palembang, Sumsel. 9 Oktober 2015 (foto :ist)

LAMPUNG ONLINE - Akhirnya, bantuan pemerintah Malaysia untuk mengatasi kebakaran hutan dan ahan (karhutla) di Indonesia telah tiba di landasan udara (lanud) Palembang pada Jumat (9/10/2015) petang. 

Bantuan berupa satu pesawat CL415 Bombardier, satu pesawat Hercules C-130, 41 personel, dan logistik untuk water bombing. Sementara bantuan dari pemerintah Singapura ditunda hingga besok pagi.

"Setelah menurunkan barang, pesawat Hercules dan 19 personil kru pesawat serta wartawan kembali ke Malaysia malam ini juga," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangannya.

Soal bantuan Singapura yang ditunda, Sutopo menjelaskan, menurut Atase Udara Singapore di Jakarta mundurnya jadwal pengiriman karena terkendala jarak pandang. Diketahui, jarak pandang di Palembang hanya berkisar 800 meter (m). 

"Jarak pandang ini sangat berpengaruh terhadap aktivitas bandara setempat yang mengsyaratkan 1.000 meter sebagai jarak pandang minimum," kata Sutopo.

Sementara Indeks Kualitas Udara (PM10) di Palembang masih menunjukkan kategori berbahaya pada Jumat (9/10) pukul 19.00 WIB. Masyarakat setempat sangat terpapar asap kebakaran. Tercatat lebih dari 83.000 warga menderita penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA).

Meski demikian, kata Sutopo, Satuan Tugas Pos Komando Tanggap Darurat Bencana Asap dengan personel gabungan 3.694 terus mengupayakan pemadaman, baik darat dan udara. Mereka terkonsentrasi di Musi Banyuasin, Ogan Komering Ilir, dan Banyuasin, seperti dilansir Beritasatu.

Hingga kini, dia mengatakan, hutan dan lahan yang terbakar di Sumsel mencapai 221.704 hektare (ha). Menurut dia, luasnya wilayah terbakar dan lahan gambut merupakan tantangan dalam pemadaman api. Di samping itu, pemadaman juga terkendala cuaca kering.

Sementara Satgas Penegakan Hukum melaporkan 34 kasus. Perinciannya 24 individu dan empat korporasi dengan status tersangka. Adapun 14 kasus pada tingkat penyidikan. Polisi dan penyidik pegawai negeri sipil (PPNS) Kementerian Lingkungan  Hidup dan Kehutanan masih terus memburu para pembakar. Diperkirakan akan terus bertambah, apalagi banyak lahan-lahan perkebunan perorangan dan swasta yang terbakar. (*)
close