![]() |
| Sejumlah warga melihat tiang gawang yang menewaskan pelajar SD di Lampung. (Lampost) |
LAMPUNG - Satu korban jiwa jatuh dalam perlombaan memeriahkan HUT RI ke-70 di Kabupaten Tulangbawang Barat, Provinsi Lampung. Seorang siswa SDN 1 Panaragan, Kecamatan Tulangbawang Tengah tewas tertimpa tiang gawang, saat pihak sekolah menggelar perlombaan di lapangan sepak bola kampung setempat.
Peristiwa tragis pada Kamis (13/8/2015) sekitar pukul 08.00 tersebut membuat trauma para siswa di sekolah itu. Mengingat bersamaan dengan kejadian tersebut sedang diselenggarakan berbagai rangkaian perlombaan siswa menjelang peringatan HUT RI yang digelar pihak sekolah.
Informasi yang dihimpun, peristiwa tersebut berawal saat korban Rianto (9) bersama seorang rekannya bermain di sekitar tiang gawang yang terbuat dari pipa besi. Korban lalu berayunan di jaring gawang dan tiba-tiba tiang gawang ambruk lalu menimpa korban.
Ambruknya tiang gawang tersebut diduga karena lapuknya akibat karat pipa besi yang tertanam di tanah karena termakan usia.
"Kejadiannya begitu cepat, kami melihat korban sudah tergeletak tertimpa tiang gawang," ujar Ihsan, penjaga sekolah itu.
Sejumlah warga dan para guru segera melakukan pertolongan dan membawa siswa kelas III tersebut ke puskesmas terdekat. Sayang, nyawa korban tidak tertolong, diduga korban telah tewas dalam perjalanan karena luka yang cukup parah di leher dan kepala.
Akibat kejadian tersebut pihak sekolah langsung memberhentikan semua perlombaan yang sedang berlangsung dan meminta para siswa meninggalkan lapangan.
"Karena ada kejadian ini, semua perlombaan kami hentikan, dan pihak sekolah langsung menyatakan berkabung atas kejadian ini," ujar salah seorang guru.
Sementara itu, pihak sekolah mengaku bertanggung jawab atas kejadian tersebut dan siap membantu biaya permakaman dan seluruh biaya takziah yang diselenggarakan pihak keluarga korban.
"Kami siap membantu seluruh biaya permakaman dan takziah karena korban kecelakaan dalam kegiatan sekolah," ujar Kepala SDN 1 Panaragan, Wasila, seperti dilansir Lampost.
Sedangkan pihak keluarga menyatakan tewasnya korban merupakan musibah dan tidak ada unsur kesengajaan yang dilakukan pihak sekolah.
"Meskipun berduka, kami anggap kejadian ini suatu musibah dan kami telah mengikhlaskan kejadian ini," ujar paman korban, Zaelani kepada wartawan saat ditemui di rumah duka di Tiyuh Panaragan.
Sementara itu, jasad korban hari ini juga langsung dimakamkan pihak keluarga di tempat permakaman umum (TPU) kampung setempat.
"Dari hasil penyelidikan yang kami lakukan, peristiwa ini murni kecelakaan," ujar Kanit Reskrim Polsek Tuba Tengah, Ipda Des Herison. (*)

