![]() |
| Jokowi saat meninjau peternakan sapi di Lampung pada 2014 lalu. (ist) |
LAMPUNG - Provinsi Lampung tidak mengalami kelangkaan ternak maupun daging, karena ketersediaan ternak sapi dan daging di daerah ini justru surplus, sehingga dapat memasok daging ke daerah lain, kata seorang pejabat Dinas Kesehatan.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi Lampung, drh Arsyad, mengakui saat ini yang terjadi adalah kenaikan harga ternak sapi dan daging yang melebihi biasanya karena terdampak oleh kebijakan pemerintah pusat, yang mengurangi impor sapi bakalan untuk penggemukan dari Australia.
"Tidak ada kelangkaan ternak sapi atau daging sapi di Provinsi Lampung, mengingat Lampung selama ini selalu surplus dan justru menyuplai ternak dan daging ke daerah lain di Sumatera maupun Pulau Jawa," ujarnya, seperti dilansir dari Ciputranews pada Sabtu (15/8/2015).
Arsyad merincikan prediksi ketersediaan dan kebutuhan daging sapi di Lampung tahun 2015, menunjukkan ketersediaan daging sapi tahun 2015 sebanyak 267.974 ekor sapi yang setara dengan 47.276 ton daging, sedangkan kebutuhan tahun ini mencapai 82.346 ekor atau 14.527 ton daging.
Berarti terdapat kelebihan sebanyak 185.629 ekor sapi, atau 32.749 ton daging, katanya.
Menurut dia, kelangkaan daging sapi di pasar tradisional di Bandarlampung dalam minggu-minggu ini yang diikuti aksi mogok pedagang daging dikarenakan tidak adanya pasokan daging dari penyuplai daging.
"Tingginya nilai dolar AS juga menyebabkan harga bakalan sapi potong eks impor naik sehingga harga jual sapi potong juga naik," ujar Arsyad.
Dia menyatakan kuota nasional pada triwulan ketiga ini juga menurun menjadi 50.000 ekor sapi, karena adanya kebijakan pengurangan impor sapi bakalan dari Australia.
Arsyad juga mengingatkan bahwa menjelang Idul Adha pada September 2015, permintaan sapi potong akan naik sehingga seringkali harga ternak juga akan naik.
Namun, dia menegaskan ketersediaan sapi potong di Lampung secara lokal masih dapat dipenuhi dari peternakan rakyat, penggemukan sapi maupun pelaku usaha perorangan, kelompok atau asosiasi di Provinsi Lampung.
Ia memprediksi ketersediaan dan sisa stok sapi potong di Provinsi Lampung pada Agustus dan September 2015, yaitu kebutuhan pada Agustus sebanyak 4.544 ekor atau 802 ton daging sapi, dengan ketersediaan sebanyak 14.789 ekor atau 2.609 ton daging sapi, sehingga masih terdapat sisa stok sebanyak 10.244 ekor atau 1.807 ton daging.
"Sedangkan pada September, kebutuhan sebanyak 9.362 ekor atau 1.652 ton daging, dengan ketersediaan sebanyak 30.465 ekor atau 5.375 ton daging, sehingga terdapat sisa stok sebanyak 21.104 ekor atau 3.723 ton daging sapi," ujar Arsyad.
Di Lampung, saat ini terdapat 11 perusahaan penggemukan sapi potong, dengan kuota impor ternak pada triwulan I sebanyak 31.107 ekor, triwulan II sebanyak 76.442 ekor, dan triwulan III sebanyak 15.270 ekor.
Data stok dan sapi siap potong di perusahaan penggemukan sapi Lampung pada Agustus-September 2015 sebanyak 62.192 ekor, dan siap potong sebanyak 24.964 ekor, kata Arsyad pula.(*)


