LAMPUNG - Rencana Kementerian Perhubungan menyerahkan pengelolaan sejumlah bandar udara di tanah air, termasuk Bandara Radin Inten, di Provinsi Lampung, disambut positif.
"Ada sejumlah dampak positif yang bisa didapat kalau Bandara Radin Inten II diserahkan kepada swasta. Terutama, pembiayaan bandara tidak lagi menjadi beban daerah. Karena selama ini, hanya mengandalkan anggaran pendapatan dan belanja daerah," kata Ketua Masyarakat Transportasi, IB Ilham Malik, Sabtu (22/6/2013).
Gubernur Lampung Sjachroedin ZP sangat mendukung pengelolaan Bandara Radin Inten oleh swasta. Jika dikelola swasta pengembangan menjadi bandara internasional cepat terealisasi.
"Setuju sekali (dikelola swasta) agar lebih cepat pengembanganya. Kalau pakai APBN lambat," kata Sajchroedin pekan lalu.
Pernyataan Sjachroedin disampaikan menjawab pertanyaan setelah Kementerian Perhubungan memberi lampu hijau pengelolaan bandara oleh swasta.
Saat ini pemerintah pusat sedang menyusun daftar prasarana bandar udara yang cocok dikelola swasta. Daftar ini ditargetkan tuntas Juli 2013.
Bandar udara yang masuk kajian yakni Bandara Mutiara, Palu di Sulawesi Tengah, Radin Inten, Tanjungkarang di Lampung, dan Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur.
"Kalau daftar sudah selesai disusun, tender bisa dilakukan. Kami sedang mencari swasta yang tertarik disertai penghitungan kembalinya modal serta manfaat untuk masyarakat," kata Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono di Solo, Jawa Tengah pekan lalu.
Menurut menteri, setelah tender, pemerintah akan menentukan jumlah keuntungan yang harus disetor pengelola. Pilihan lain yakni, perusahaan yang memenangi tender langsung menyetor sejumlah dana.
"Perlu diingat, bandara itu sudah jadi sehingga risiko swasta sangat minim. Akan tetapi, swasta juga bisa jika hendak membangun bandara baru," ujar Bambang.
Kemenhub mengupayakan sebelum akhir 2013, sudah ada satu bandara yang dikelola swasta. Pemerintah akan fokus agar bandara yang dikelola swasta itu bisa dijadikan model proyek.
"Mungkin saja pihak swasta bisa mengembangkan bandara sehingga lebih bagus dengan tarif penggunaan bandara lebih murah. Paling penting, publik mendapatkan manfaat," ujar Bambang.