GOWA – Jamaah An Nadzir merayakan Idul Fitri hari ini, Jumat (17/8). Namun mereka menunda pelaksanaan Sholat Idul Fitri karena menghargai hari Kemerdekaan Indonesia. Komunitas pimpinan Ustadz Lukman A Bakti di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan ini menentukan waktu Idul Fitri berdasarkan hasil penghitungan tanda-tanda perpindahan bulan.
Untuk menentukan perpindahan bulan, dari bulan Ramadan ke bulan Syawal, jamaah An Nadzir menggunakan metode pengamatan tanda-tanda alam. Caranya dengan mengukur tingkat air pasang tertinggi pada permukaan laut di tempat terpisah, yakni di Pantai Galesong, Kabupaten Takalar, pantai di Palopo, Sulsel dan pantai di Kendari, Sulawesi Tenggara.
Namun untuk menghormati peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-67, jamaah An Nadzir menunda sehari pelaksanaan salat Ied. Rencananya, salat Ied digelar di areal perkebunan sawit, Kelurahan Mawang, Kec. Somba Opu, Gowa, Sulsel, Sabtu (18/8). "Dahulu, Nabi Muhammad juga pernah menunda pelaksanaan salat Ied karena bertepatan dengan hari raya kaum Yahudi, hal tersebut sebagai bentuk penghormatan Nabi pada kaum Yahudi waktu itu. Kami mengambil keputusan menunda pelaksanaan salat Ied untuk menghormati pelaksanaan HUT Kemerdekaan RI, untuk menghormati jasa para Syuhada yang gugur untuk memperjuangkan kemerdekaan negara ini," ujar Lukman.
Jamaah An Nadzir bermukim di lahan pertanian sekitar 8 hektar di kampung Mawang, sekitar 20 kilometer dari Kota Makassar. Mereka bercocok tanam padi dan mengembangkan perikanan air tawar. Jamaah An Nadzir identik dengan rambut gondrong pirang dan pakaian hitam bagi kaum prianya, sedangkan kaum wanitanya dominan menggunakan jubah dan cadar.