TULANGBAWANG - Ketua Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Tulangbawang, Muhammad Rozi dikabarkan jatuh sakit. Sementara diduga, yang bersangkutan stress menanggung beban dan tekanan berat lantaran banyaknya pesan pendek yang masuk ke handphone miliknya bernada ancaman.
Sayangnya, kejelasan informasi ini sulit dilacak. Sementara komisioner lainnya meski sempat muncul beberapa jam ke kantor, lalu keluar kembali meninggalkan kantor KPU hingga sore hari (waktu habis jam kerja). Baik komisioner maupun beberapa staf KPU, saat dihubungi via telepon Selasa (31/7) kemarin, tidak satu pun yang diaktifkan.
Sayangnya, kejelasan informasi ini sulit dilacak. Sementara komisioner lainnya meski sempat muncul beberapa jam ke kantor, lalu keluar kembali meninggalkan kantor KPU hingga sore hari (waktu habis jam kerja). Baik komisioner maupun beberapa staf KPU, saat dihubungi via telepon Selasa (31/7) kemarin, tidak satu pun yang diaktifkan.
Muhammad Rozi sendiri saat dihubungi wartawan beberapa hari sebelumnya, memang mengakui dirinya sedang sakit. Namun perkembangan kondisi kesehatan komisioner dua periode itu sulit diketahui, lantaran nomor pesawat telepon selulernya juga sudah tidak diaktifkan.
Sebelum sakit, Rozi menyatakan akan tetap konsisten dalam tugasnya selaku ketua komisi penyelenggara pemilu kepala daerah (pemilukada). Dia pun menyatakan, tidak akan menerima sesuatu apapun bentuknya. “Tugas ini akan saya jalankan sebagaimana mestinya tanpa pilih kasih. Dan saya tetap akan berpedoman sesuai peraturan dan undang-undang,” yakin komisioner utusan pers tersebut.
Menurut Kassubag Penyelenggara dan Humas KPU Tulangbawang Hendri, Muhammad Rozi terakhir terlihat ngantor ke KPU setempat pada hari Selasa (24/7) lalu. Selanjutnya tidak pernah lagi diketahui keberadaannya.
Kendati demikian, menurut Hendri, kegiatan tahapan pemilukada tetap berjalan sebagaimana mestinya. “Proses administrasi seperti surat keluar dan surat masuk semuanya berjalan tanpa ada masalah,” terang Hendri, Senin (30/7). Ia menambahkan, berbagai kegiatan tahapan sementara ini masih bisa teratasi oleh sekretaris dan jajaran sekretariat.
Dari pantauan, situasi di kantor KPU Tulangbawang belakangan ini terlihat sepi dari anggota KPU. Hanya saja pihak keamanan dari Polres Tulangbawang secara resmi mulai Senin (30/7), telah melakukan apel di lapangan halaman depan kantor KPU. Dan selanjutnya petugas terus berjaga dengan mendirikan tenda di sebelah samping dan sebelah depan luar halaman kantor KPU. Pengamanan di sekitar KPU juga dikerahkan anggota Brimob dengan peralatan lengkap seperti mobil penyemprot gas penghalau masa bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Sementara anggota KPU Tulangbawang Haryanto yang ditemui di Bandarlampung membenarkan ada pasanan bakal calon kepala daerah dan wakilnya yang tidak memenuhi persyaratan. Namun, siapa calon tersebut ia enggan berkomentar.
Kata Haryanto, meski rapat penetapan calon baru apda tanggal 2 Agustus mendatang dan pengundian nomor urut calon tanggal Agustus, namun KPUD Tuba sudah menyurati bakal calon terkait persyaratan pencalonan. “Ada yang tidak lolos persyaratan, tapi siapa balon yang tidak memenuhi persyaratan itu jangan tanya saya karena pengumuman baru tanggal 4 Agustus nanti,” katanya, kemarin.
Yang jelas, terusnya, pasangan bakal calon pasti sudah mengetahui apakah dirinya memenuhi persyaratan pencalonan atau tidak. ”Silahkan dikonfirmasi ke semua calon, mereka sudah tahu apakah persyaratannya cukup atau tidak,” tukasnya. Terkait penetapan calon, sambungnya, KPUD mengaku sudah siap dengan pengumuman. ”Penetapan calon sudah siap, kita on the track, kita tetap bekerja dengan hati-hati dan sesuai aturan,” ujarnya.
Mengenai calon yang gugur karena persyaratan pencalonan tidak lengkap, Hariyanto enggan menjelaskan. ”Ada calon yang gugur atau tidak berapa yang mau ditetapkan nanti tanggal 4 baru ditetapkan. Mengenai surat itu, kami hanya memberitahukan apakah mereka memenuhi syarat atau tidak. Masalah nanti siapa yang lolos atau tidak nanti tunggu penetapan,” jelasnya.
Ia mengaku tidak ingin mendahului pengumuman karena banyak tudingan KPUD telah mengalihkan opini publik. ”Nanti kalau saya sebutkan sekarang dikira KPU telah mendahului pengumuman,” ucapnya. Jelang penetapan calon, rumor yang berkembang banyak tekanan kepada pihak KPUD Tuba. Namun demikian, Haryanto mengatakan tekanan tersebut masih dalam batas kewajaran. ”Ada tekanan masih batas normal. Kalau sedikit itu biasa,” tukasnya.
Ditanya apakah KPUD Tuba akan menggunakan hasil konsultasi dengan KPU Provinsi Lampung beberapa waktu lalu terkait penetapan bakal calon? ”Kita memang sudah konsultasi, tapi eksekutornya tetap KPU Tuba. Dan sejauh ini kita (KPUD Tuba) masih satu pemahanan dalam menyikapi permasalahn yang ada,” katanya tanpa menyebutkan pencoretan dukungan partai tertentu.
Diketahui, kondisi terkait pilkada di Tulangbawang mulai “gerah” menyusul pernyataan calon Ketua KPU Lampung Nanang Trenggono yang menyatakan pasangan Frans Agung dan Darwis (Frada) tereliminasi dari pilkada setelah KPU menganulir dukungan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kepada pasangan ini. Kabarnya, tim sukses Frada gerah karena pernyataan ini keluar sebelum tenggat waktu semestinya, yakni pada 4 Agustus mendatang.