![]() |
Sejumlah Satpol PP tengah membersihkan puing-puing sisa kebakaran Kantor Bupati dan Sekretariat Pemkab Mesuji, Jumat (4/5/2012). |
MESUJI - Penjagaan rumah Bupati Mesuji, Khamamik diperketat, seiring dengan meningkatnya pendudukan massa di kantor pemerintah kabupaten setempat, yang berujung dengan dibakarnya perkantoran itu pada Kamis (3/5/2012). "Sejak awal aksi demontrasi rumah bupati sudah dijaga ketat, dan petugas keamanan sejak Jumat (4/5/2012) malam ditambah," kata Toing (40), kerabat dari Bupati Mesuji Khamamik di Mesuji, Sabtu (5/5/2012).
Toing mengatakan dari awal aksi massa, petugas keamanan yang berjaga tidak begitu banyak, hanya saja penjagaan lebih waspada. Namun, setelah terjadinya insiden pembakaran kantor pemkab, penjagaan rumah bupati lebih diintensifkan khususnya oleh Polisi Pamong Praja (Pol PP) dan Brimob.
"Untuk Sabtu malam diperkirakan akan ada tambahan personel, namun belum diketahui dari institusi mana," katanya.
Menurut Toing, diperkirakan akan ada tambahan 60 orang untuk menjaga rumah bupati Mesuji yang baru saja menerima SK pemberhentian wakilnya Ismail Ishak.
Selain itu, beredar kabar di kalangan warga, rumah bupati akan jadi target pembakaran. Terkait kabar tersebut, pihak keluarga tidak memperdulikan hal tersebut karena dianggap isu yang dilontarkan oleh pihak tertentu. "Memang benar ada isu tersebut, namun dari pihak keluarga tidak terlalu menanggapinya," kata Toing.
Beradasarkan pantauan, pada malam hari rumah Bupati Mesuji yang ada di Simpang Selamat Datang, Desa Gedungram, cukup mencekam. Warga daerah tersebut berharap, Kabupaten Mesuji segera kondusif tidak ada lagi aksi anarkis yang merugikan warga.
"Ini sangat merugikan sekali, karena dampak dari semua itu Kabupaten Mesuji dinilai buruk oleh daerah lain," kata Hasan (45), warga Desa Barabasan, Kecamatan Tanjung Raya.
Hasan mengatakan apabila aksi itu terus berkelanjutan dan tidak kunjung usai dampaknya akan sangat buruk terutama citra daerah itu di luar. "Kasihan anak cucu, nantinya jika mereka keluar daerah ini dan membawa nama daerah pasti akan dinilai sangat buruk," kata Hasan.
Toing mengatakan dari awal aksi massa, petugas keamanan yang berjaga tidak begitu banyak, hanya saja penjagaan lebih waspada. Namun, setelah terjadinya insiden pembakaran kantor pemkab, penjagaan rumah bupati lebih diintensifkan khususnya oleh Polisi Pamong Praja (Pol PP) dan Brimob.
"Untuk Sabtu malam diperkirakan akan ada tambahan personel, namun belum diketahui dari institusi mana," katanya.
Menurut Toing, diperkirakan akan ada tambahan 60 orang untuk menjaga rumah bupati Mesuji yang baru saja menerima SK pemberhentian wakilnya Ismail Ishak.
Selain itu, beredar kabar di kalangan warga, rumah bupati akan jadi target pembakaran. Terkait kabar tersebut, pihak keluarga tidak memperdulikan hal tersebut karena dianggap isu yang dilontarkan oleh pihak tertentu. "Memang benar ada isu tersebut, namun dari pihak keluarga tidak terlalu menanggapinya," kata Toing.
Beradasarkan pantauan, pada malam hari rumah Bupati Mesuji yang ada di Simpang Selamat Datang, Desa Gedungram, cukup mencekam. Warga daerah tersebut berharap, Kabupaten Mesuji segera kondusif tidak ada lagi aksi anarkis yang merugikan warga.
"Ini sangat merugikan sekali, karena dampak dari semua itu Kabupaten Mesuji dinilai buruk oleh daerah lain," kata Hasan (45), warga Desa Barabasan, Kecamatan Tanjung Raya.
Hasan mengatakan apabila aksi itu terus berkelanjutan dan tidak kunjung usai dampaknya akan sangat buruk terutama citra daerah itu di luar. "Kasihan anak cucu, nantinya jika mereka keluar daerah ini dan membawa nama daerah pasti akan dinilai sangat buruk," kata Hasan.