TUTUP
Nasional

Narkoba, Anak Rano Karno Ditangkap Polisi

Admin
11 March 2012, 9:57 PM WAT
Last Updated 2012-03-11T14:57:48Z

JAKARTA -
Anak angkat Wakil Gubernur Banten, Rano Karno, ditangkap Polres dan Bea Cukai Bandar Udara Soekarno-Hatta, Tangerang, karena dugaan kepemilikan lima  butir ekstasi. "Jadi, ada lima butir kiriman ekstasi dari luar negeri dan yang menerima itu anak angkatnya Rano Karno," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes (Pol) Rikwanto, Sabtu (10/3/2012).

Saat ini, kasus ini ditangani Polres Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. "Saya masih menunggu laporan lengkap dari Polres Bandara," kata Rikwanto. Dia mengatakan, anak angkat Rano Karno mendekam di tahanan Mapolres Bandar Udara Soekarno-Hatta. Ia menjadi tersangka kepemilikan lima butir ekstasi.

"Sekarang sudah ditahan, ditangkapnya kemarin (Jumat, 9 Maret 2012)," kata Rikwanto "Saya masih menunggu laporan lengkap dari Polres Bandara," jelasnya. Polres Bandar Udara Soekarno-Hatta menetapkan R, anak angkat Wakil Gubernur Banten, Rano Karno, sebagai tersangka kepemilikan lima butir narkoba jenis ekstasi. Saat ini, R ditahan di Mapolres Bandar Udara Soekarno-Hatta.

Rikwanto menjelaskan, penangkapan bermula saat sebuah paket mencurigakan datang dari Malaysia. Pihak Bea Cukai Bandara Soekarno Hatta lantas memeriksa paket tersebut dengan mesin sinar x-ray. "Ternyata, di dalamnya berisi lima butir ekstasi," ujarnya.

Bermodal alamat penerima, Polres Bandara menelusuri pemilik barang haram. Paket itu ditujukan ke sebuah rumah di kawasan Bintaro, Tangerang. Diduga rumah itu adalah kediaman rekan R bernama KA. Paket itu diterima keduanya di rumah itu. Polisi langsung menangkap R dan KA saat itu juga. "Tertangkap sekitar pukul 15.00 WIB," ujar Rikwanto.
 
Terpisah, Rano Karno membenarkan bahwa putra angkatnya Raka Widyarma ditangkap aparat Polres Bandar Udara Soekarno-Hatta karena kedapatan memesan lima butir ekstasi dari Malaysia. Ia menuturkan, penangkapan Raka dilakukan pada Selasa (6/3/2012) di kontrakannya di Bintaro. Rano tak kuasa menahan air matanya.

"Raka, anak saya ditangkap di rumah kontraknya Bintaro, dibawa dan ditahan di Polres Bandara Soekarno Hatta. Saya kecewa dan marah. Saya menyimpan ini selama beberapa hari dan menunggu waktu yang tepat untuk mengatakan ini. Tapi, inilah situasinya, anak saya memang pernah memakai obat-obatan," ujar Rano berusaha menahan tangis saat jumpa pers di rumahnya di Cinere, Jakarta Selatan, Sabtu (10/3/2012) malam. Ia didampingi ayah kandung Raka, Piter Hidayat.

Saat penangkapan Raka, Rano menyatakan ia sedang berada di Serang untuk tugas kantornya. Ia baru bisa menjenguk Raka hari ini, saat mendapat kesempatan berlibur. Rano mengaku anaknya memang pernah memakai obat-obatan, karena depresi sejak dulu.

Raka sering diejek karena ia bukan anak kandung Rano. Raka, kata Rano, menderita penyakit bipolar, mudah sedih. Emosinya labil dan mudah stres. Dokter pernah memberikan obat khusus baginya, tapi Rano tak menyangka jika Raka kemudian juga mengkonsumsi narkoba.

"Dia pernah mengkonsumsi. Tapi saya tidak tahu apa jenisnya, dan saya tahunya obat dokter. Saya tidak tahu kalau mungkin dia menggantinya dengan obat-obatan lain. Saya tidak bisa memantau anak saya 24 jam. Dia stres sejak dulu, karena diejek. Karena itu dia harus konsumsi obat dokter, karena mudah stres," terang Rano.

"Sebenarnya malu, seorang Wagub menangis seperti ini. Tapi ini perih. Kebetulan ini anak saya. Biarkanlah anak saya menjadi contoh. Saya kecewa, tapi saya harus tegar karena ini proses dewasa untuk anak saya juga," sambung meneteskan airmata.

Dalam jumpa pers ini, Rano juga sempat menunjukkan foto ia bersama anaknya saat berkunjung ke dalam tahanan. Ia mengatakan, Raka dalam keadaan sehat setelah ditahan sejak Selasa lalu.

"Anak saya, saya harapkan dalam kondisi sehat terus di sana. Hadapi semua ini dengan ikhlas dan tawakal, Nak. Dia minta maaf dan dia menyesal tidak mendengar omongan saya. Dia baru tahu Bapak-nya orang besar setelah dikejar-kejar media karena peristiwa ini. Tapi, saya bilang, Raka, jangan minta maaf pada saya. Saya yang salah karena mungkin saya tidak punya banyak waktu untuknya," tutur Rano.
 
Rano Karno mengungkapkan kegundahan hatinya setelah anaknya Raka Widyarma (20) mendekam dalam tahanan Polres Bandar Udara Soekarno-Hatta. Menurut Rano, ini klimaks dari depresi Raka yang dihadapinya sejak duduk di bangku SD.

Raka adalah anak angkat Rano. Ia diadopsi sejak satu minggu setelah dilahirkan dari keluarga sahabat Rano, Piter Hidayat. Selama sekitar 18 tahun Rano menyimpan rahasia itu dan berusaha menyatakan pada Raka bahwa ia adalah anak Rano.

"Saya dan istri saya memang tidak dikaruniai anak. Ini di samping saya adalah ayah kandung dari Raka. Raka adalah anak angkat saya, anak sahabat saya. Dia (Raka) depresi berat, karena banyak mendapat ledekan, tapi saya selalu yakini dia, kamu adalah anak saya," ujar Rano dengan mata berkaca-kaca saat jumpa pers di rumahnya di kawasan Cinere, Jakarta Selatan, Sabtu (10/3/2012) malam.

Di sampingnya duduk Piter Hidayat, ayah kandung Raka yang lebih banyak menunduk. Dua tahun lalu, kata Rano, ia akhirnya menceritakan pada Raka perihal Raka bukan anak kandungnya. Meski demikian, Rano mengingatkan anaknya bahwa ia tetap menjadi anak Rano yang akan menggantikannya suatu saat nanti.
 
Namun, kata Rano, ia juga tidak bisa menutupi obrolan di luar sana. Kabar bahwa Raka bukan anaknya tersebar hingga ke teman-teman Raka. Teman-teman Raka di sekolahnya sering mengejek Raka. Putra Rano yang introvert ini kemudian memendam kesedihannya bertahun-tahun.

Rano mengaku ia dan keluarga sempat membawa Raka ke psikiater karena kecenderungan emosinya labil, mudah stres. Raka diberikan semacam obat penenang dari dokter agar kondisi kejiwaannya tetap tenang dan tidak mudah depresi. Rano tahu anaknya stres dan mencari pelarian. Ia mengaku berusaha untuk membuat anaknya tak terpojok. Ia memahami betul apa yang dirasakan Raka selama bertahun-tahun.

Dalam peristiwa ini, Rano mengatakan, ia ingin anaknya tahu bahwa keluarga tetap akan mendukungnya untuk sembuh dari ketergantungan narkoba.

"Saya ingin support anak saya Raka. Saya tidak pernah takut dukung dia. Dia harapan saya, calon pengganti saya ketika saya tidak ada. Ini berat, tapi saya harus hadapi. Raka jangan takut. Aku ini ayahmu. Sampai kapan pun kamu anakku, kamu tanggungjawabku," tutur Rano.

Ia mengatakan, karena stres Raka sempat beberapa kali menyayat tangannya. Ia juga dua kali mengalami kecelakaan mobil, karena mengendarai mobil saat stres. "Kawan-kawan media senior sudah tahu dari dulu bahwa Raka bukan anak saya. Tapi saya minta agar tidak dipublikasikan karena kondisi Raka seperti itu. Saya tidak ingin Raka sedih dan terus berlarut-larut depresi," ujarnya.

Melihat kondisi anaknya saat ini, Rano menyatakan siap untuk memberikan kesaksian untuk anaknya di pengadilan. Ia menyatakan anaknya memang salah, tapi ia mengerti apa yang dirasakan anaknya bertahun-tahun, meski ia berusaha menyakinkan anaknya bahwa ia selalu mencintai Raka.

"Saya siap bersaksi untuk Raka. Tidak sedetikpun saya tinggalkan dia. Saya akan berada di belakangnya. Dia penerus saya, ketika saya mati nanti, saya mau dia yang mengucapkan adzan di telinga saya. Saya ingin anak saya sembuh," pungkas Rano.

Rano Karno menyatakan, meski ia menjabat sebagai Wakil Gubernur Banten, ia tidak akan menggunakan posisinya tersebut untuk mengintervensi kasus narkoba yang menjerat putranya, Raka Widyarma. Rano menyatakan ia menyerahkan seluruh proses hukum anaknya pada pihak kepolisian.

"Saya menyerahkan pada proses hukum yang berlaku. Saya tidak minta perlakuan khusus untuk anak saya. Sejak anak saya ditangkap, saya tetap bekerja dan memantau. Tidak ada karena ini wilayah saya, lalu kemudian saya meminta anak saya dapat perlakuan khusus," ujar Rano di Jakarta Selatan, Sabtu (10/3/2012) malam.

Ia menyatakan, ini adalah proses pembelajaran dan pematangan anaknya dalam mencapai kedewasaan. Ia berharap anaknya dapat mengambil hikmah dari kasus yang terjadi. "Saya ini dulu ketua Badan Narkotika Kabupaten, tapi ternyata anak saya juga mengalami kejadian ini. Saya baru resmikan BNN di daerah saya, tapi ternyata anak saya justru narkoba. Saya berharap ini bisa mematangkan dirinya," jelasnya.

Rano menyatakan anaknya memang depresi sehingga terjerat obat-obat terlarang itu. Rano tak menyadari, ternyata Raka bukan mengonsumsi obat dokter melainkan narkoba. Saat pertemuan dengan Raka sore tadi di tahanan Polres Bandara Soekarno-Hatta Rano meminta anaknya melihatnya di televisi.

"Saya bilang ke dia, kamu lihat ayah di televisi, ayahmu menjadi orang besar karena ini. Ini risikonya. Saya paham ini berat untuk Raka. Tapi, dia harus menjalani ini. Saya enggak mungkin pressure dia juga, tapi dia harus menjalani apa yang sudah dia lakukan," terangnya.

Rano juga berpesan agar masyarakat berhati-hati karena dunia online kini mudah diakses dan hal-hal yang terjadi pada Raka bisa saja terjadi pada orang lain. Ia meminta masyarakat dapat menjaring pengaruh buruk narkoba. "Biarlah anak saya menjadi contoh. Masyarakat harus berhati-hati karena media online ini bisa membawa dampak buruk seperti ini narkoba," pungkasnya. (kom)
close