TUTUP
TUTUP
Regional

Soal Video Pengakuan Anggota Polisi Setor Uang ke Kabareskrim, IPW: Perang Bintang!

Admin
06 November 2022, 6:04 AM WAT
Last Updated 2022-12-04T02:10:18Z
Ismail Bolong (Foto: tangkapan layar/Istimewa)

JAKARTA - Pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Bambang Rukminto, menanggapi video pengakuan dugaan setoran uang tambang ilegal.


Dalam video tersebut, laki-laki bernama Ismail Bolong mengaku menyetor duit tambang ilegal kepada Kepala Bareskrim Polri Komjen Pol Agus Andrianto. 


Bambang menyebut video pengakuan Ismail Bolong itu tiba-tiba saja dikirimkan oleh sumber tak dikenal atau anonim ke aplikasi pesan WhatsApp-nya.


"Kalau saya melihat video yang disampaikan oleh Ismail Bolong ini merupakan hasil pemeriksaan di internal Kepolisian sendiri," kata Bambang dalam diskusi bertajuk 'Mengungkap Persengkokolan Geng Tambang di Polisi dengan Oligarki Tambang', di kafe Dapoe Pejaten, Jakarta Selatan, Kamis (3/11/2022), dilansir dari Gatra.com pada Sabtu (5/11).


Tanpa menyebut satuan tugas dan pangkatnya, Bambang menilai Ismail adalah seorang anggota Polri. 


Video pengakuan Ismail Bolong itu merupakan hasil pemeriksaan yang dilakukan Divisi Propam Polri dalam kasus pengepulan tambang batu bara ilegal.


Terkait setoran dari tambang tersebut, Ketua Indonesia Police Watch (IPW), Sugeng Teguh Santoso tak memungkiri adanya perang bintang di dalam insitusi Polri. 


Hal ini tampak dari saling serang para perwira tinggi (Pati) Polri terkait dugaan pelanggaran hukum yang dilakukan.


"Kalau terkait dengan dugaan-dugaan pelanggaran dari kepolisian, para jenderal ini kalau mau dibongkar bukannya tidak bisa," ujar Teguh dalam acara yang sama.


Menurut Sugeng, masing-masing kubu saling memegang aib satu sama lain dan menyebutkan saling kunci pun terjadi di kalangan para Pati. Termasuk dalam praktik pertambangan ilegal Kalimantan Timur. 


Kasus ini mencuat ke publik usai seorang anggota polisi berpangkat Aiptu ditangkap karena diduga sebagai pengumpul uang setoran dari tambang ilegal.


"Karena terjadi kesepakatan rupanya bahwa ada uang perlindungan yang memang harus dikelola dan dibagikan secara proporsional di antara petinggi kepolisian lokal di Kaltim dan juga yang di Mabes. Ini yang terekam saya lihat di buku hitam Sambo (Ferdy Sambo)," jelas Sugeng.


Teguh menambahkan praktik demikian juga terjadi di wilayah lainnya, termasuk Kalimantan Selatan. 


Apalagi, kata dia, saat di Kalsel sudah ada Kapolda baru Irjen Andi Rian Djajadi sendiri kerap mendapat sorotan publik terkait gaya hidupnya.


"Apalagi di Kalimantan Selatan sekarang Kapoldanya baru," pungkas Teguh.


Hingga berita ini ditulis, Kepala Bareskrim Polri Komjen Pol Agus Andrianto atau Mabes Polri belum memberikan klarifikasi maupun tanggapan atas video pengakuan Ismail Bolong tersebut. (*)

close