TUTUP
HeadlineMedsos

Viral, Salahkan Aremania di Tragedi Kanjuruhan, Ade Armando Dikecam: Musuh Masyarakat!

Admin
04 October 2022, 11:06 PM WAT
Last Updated 2022-10-24T07:19:29Z
Ade Armando, Denny Siregar dan Eko Kuntadhi yang disebut netizen Buzzer (Foto: Istimewa)

JAKARTA - Pegiat media sosial Ade Armando menuai sindiran bahkan kecaman bertubi-tubi dari warganet.


Hal itu setelah Ade menyebut tragedi Kanjuruhan, Malang dipicu suporter 'bergaya preman', sambil dia membela polisi.


Di media sosial Twitter, Selasa (4/10/2022) pukul 13.16 WIB, kata kunci 'Ade Armando' masuk 10 besar trending topic dengan 5.308 kicauan tentangnya.


Hal itu terkait dengan komentar pengajar Ilmu Komunikasi di Universitas Indonesia tersebut di sebuah kanal YouTube yang populer di kalangan pendukung pemerintah, tentang kerusuhan usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya, Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10).


Dalam video itu, Ade menilai kerusuhan mutlak salah Aremania, sebutan suporter Arema. Ade juga menyebut kepolisian telah bertindak sesuai prosedur.


"Suporter sepak bola Indonesia ini memang keterlaluan. Siapa pun yang kini menyaksikan video-video yang kini tersebar tentang tragedi di Stadion Kanjuruhan 1 Oktober lalu, pasti bisa mengenali bahwa pangkal persoalan adalah kelakuan sebagian suporter Arema yang menyerbu lapangan," kata Ade.


Dosen di FISIP UI itu juga menambahkan Aremania yang masuk ke lapangan 'sombong dan bergaya preman, menantang, merusak, dan menyerang'.


Sebab itulah, menurut Ade tragedi di stadion Kanjuruhan tersebut terjadi.


Di sisi lain, Ade juga menyinggung Ketua Forum Komunikasi Suporter Indonesia, Richard Ahmad Supriyanto dan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum (LBH).


Menurut Ade, pendapat Richard dan LBH yang menuntut kepolisian bertanggungjawab sebagai hal yang aneh.


"Nampaknya ada upaya sengaja untuk mengarahkan telunjuk kepada pihak kepolisian," ujar dia, dilansir CNNIndonesia.


Seperti diketahui, 125 korban tewas versi polisi, mayoritas merupakan suporter Arema, dalam tragedi di stadion Kanjuruhan.


Tembakan gas air mata ke arah tribun penonton oleh pihak kepolisian diduga menjadi penyebab kematian massal itu.


Ian, salah satu penonton yang hadir mengaku awalnya tembakan gas air mata itu diarahkan ke tribun selatan atau gate 7-8.


"Setelah tribun selatan tembakan menyusul ke timur. Itu tribun belakang gawang yang gate 14, 13, 12, 11. Banyak korban di situ. Itu yang buat panik. Gas air mata. Itu kan bikin perih dan sesak," katanya.


Terkena tembakan gas air mata, para penonton di tribun harus berdesak-desakan menghindar. Parahnya, akses keluar-masuk tribun pun minim.


"Situasinya memang sangat kacau. Pintu keluarnya sempit, sementara yang mau keluar banyak. Itu yang jadi masalah," ujar Dika, salah satu penonton yang juga hadir langsung di Stadion.


Sebanyak 33 korban jiwa di antaranya merupakan anak-anak. Tak hanya suporter, dua polisi juga meninggal dunia diduga akibat hal yang sama.


Video Ade yang diunggah lewat kanal Cokro TV menuai kecaman dari warganet.


Mereka antara lain menyindir peristiwa saat Ade dikeroyok ketika demonstrasi di DPR 11 April lalu.


Selain itu, ada pula yang angkat topi dengan 'kegigihan' Ade membela penguasa, meski narasinya di luar nalar sehat.


"Saya jg harus berpikir obyektif, saat seorang Ade Armando menyebutkan perilaku Aremania sebagai sumber kericuhan, maka pihak keamanan jg harus sigap dg menghalau kerusuhan sesuai aturan FlFA. Semoga Ade Armando tak mengalami penganiayaan tragis kembali, Amin," kicau akun @manas_elana.


"Ade Armando demen bener jadi musuh masyarakat. Masih kurang dimusuhi kelompok opposan, kini ingin dimusuhi supporter bola indo?" tulis akun @ahmadhusaini10.


"Salut untuk Ade Armando! Dia selalu siap menjadi bemper penguasa dan siap dibenci masyarakat," kicau akun @azaxs.


"Kok orang² pada ga takut masuk neraka yaa ntar pas mati? Yaa macem ade armando itu loh yang kemaren mukanya dimakeover warga. Ngeri tiba² langsung dimakeover sama Yang Maha Kuasa aja nih. Oh kasihan, oh kasihan, aduh kasihan" kata akun @putussd.


"Sebenarnya yang petentang petenteng itu Ade Armando. Dia ngertinya cuma 'setetes', tapi ngomongnya 'seember'. Sudah gitu air yang diember diambil dari kolam yang keruh." kata akun @hajarpamuji.


Di sisi lain, Polri telah mencopot setidaknya 10 anggota pasca-tragedi ini.


"Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memutuskan untuk menonaktifkan Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat. Mutasi itu tertuang dalam Surat Telegram Kapolri Nomor ST/2098/X/KEP./2022 tertanggal 3 Oktober 2022.


Selain Kapolres Malang, Kapolri juga mencopot sembilan polisi lain yakni:


1. Komandan Batalyon AKBP Agus Waluyo

2. Komandan Kompi AKP Hasdadarmawan

3. Komandan Peleton Aiptu Solikin

4. Komandan Peleton Aiptu M Samsul

5. Komandan Peleton Aiptu Ari Dwinanto

6. Komandan Kompi AKP Untung Sudjadi

7. Komandan Kompi AKP Danang Sasongko P

8. Komandan Peleton AKP Nanang Pitrianto

9. Komandan Peleton Aiptu Budi Purnanto


Soal siapa yang jadi biang kesalahannya, Pemerintah menyerahkannya pada penyelidikan oleh Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) insiden Kanjuruhan. (*)

close