Dua tersangka pembunuh keluarga saat konferensi pers (Foto: Istimewa) |
WAY KANAN - Pria pembunuh bapak kandung dan keluarganya di Way Kanan, Lampung terkenal sering mabuk dan berjudi.
Tersangka, E (38), mendapat uang dari menjual harta sang ayah setelah membunuh lima anggota keluarganya yakni Zainudin, Siti Romlah (45), Wawan (40), Zahra (5), serta Juwanda (26).
Hal itu diungkapkan Kepala Desa (Kades) Marga Jaya, Way Kanan, M Yani.
"Perangai E yang suka judi, mabuk, dan berfoya-foya ini sudah menjadi rahasia umum di kalangan warga setempat," ujarnya, dilansir dari Kompas.com pada Ahad (9/10/2022).
Dia pun mengetahui bahwa E kerap bertengkar dengan keluarganya setiap membutuhkan uang.
"E ini ketika pegang uang, nggak jauh dari foya-foya, mabuk, judi, sampai hiburan (lain)," kata Yani usai rekonstruksi di rumah korban, Jumat (7/10).
Setelah E mendapat benda berharga yang bisa dijual dengan cara memaksa, kemudian dihabiskan.
Sebab, dapat dipastikan E pulang ke rumah ayahnya, Zainudin, hanya untuk meminta uang.
"Kalau habis dia balik lagi, berantem lagi, nanti ada saja yang dijual, kambing, motor, tanah," kata Yani.
Berdasarkan cerita yang didapatkan dari Zainudin, Yani mengungkapkan, total harta milik keluarga Zainudin sekitar 3 hektare tanah dan ladang, serta barang-barang lain.
"Saya nggak tahu persis, mungkin sekitar Rp 300 juta sampai Rp 400 juta totalnya," kata Yani.
Semasa hidup, Zainuddin sempat bercerita harta benda miliknya sudah dibagikan ke semua anaknya yakni Wawan anak pertama, E, Juwanda, dan putri bungsunya, MN (15) yang saat ini sedang mondok di pesantren.
"Harta bagian E sudah habis, tapi dia sering minta lagi sama bapak, kakak atau adik tirinya, makanya sering ribut," ungkap Yani.
Diberitakan sebelumnya, korban pembunuhan satu keluarga di Way Kanan sempat berkeluh kesah soal anak-anaknya yang memperebutkan harta warisan.
Kepala Desa Marga Jaya, M Yani, mengungkap korban Zainudin pernah bercerita mengenai kekisruhan di antara anak-anaknya, baik itu anak tiri maupun anak kandung.
"Iya, korban (Zainudin) pernah cerita waktu itu, anaknya berebut warisan," kata ujarnya. (*)