TUTUP
TUTUP
HeadlineNasional

Ratusan Anak Meninggal Gagal Ginjal, Buruh Demo Desak Menkes dan Kepala BPOM Dicopot

Admin
28 October 2022, 9:27 PM WAT
Last Updated 2022-10-31T00:28:53Z
Puluhan buruh berunjuk rasa di depan Kantor Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (28/10/2022). (Foto: Istimewa)

JAKARTA - Puluhan buruh berunjuk rasa di depan Kantor Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (28/10/2022).


Mereka mulai menyampaikan orasi sejak pukul 10.30 WIB dan menyuarakan lima tuntutan.


Pertama, buruh meminta pemerintah mengusut tuntas kasus meninggalnya 157 pasien anak akibat gangguan ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) di Indonesia.


Kedua, mereka juga mendesak Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito mengundurkan diri.


Jika tidak, pemerintah perlu mencopot mereka dari jabatannya.


"Kami meminta ketegasan pemerintah, hari ini juga memecat secara tidak hormat Menteri Kesehatan dan Kepala BPOM," kata Perwakilan Serikat Pekerja Nasional (SNP) Buya.


Tuntutan ketiga, buruh mendesak agar dilakukan investigasi terpadu terhadap industri obat-obatan yang diduga menjadi penyebab penyakit GGAPA pada anak.


Keempat, pemerintah diminta membentuk tim pencari fakta nasional. Kelima, buruh meminta kejadian ini ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) GGAPA.


"Ini adalah sesuatu yang tidak bisa kita biarkan. Meninggalnya ratusan anak karena obat, itu pasti ada kelalaian," ujar Buya, dilansir CNNIndonesia.


Dalam mengawal demonstrasi ini, polisi mengerahkan setidaknya 184 personel.


"Ada 184 personel (yang dikerahkan)," kata Kapolsek Metro Setiabudi Kompol Agung Permana saat dihubungi.


Berdasarkan surat pemberitahuan aksi, massa buruh yang akan mengikuti aksi demo berkisar sebanyak 200 orang.


"Tapi yang hadir enggak sampai 200, ini sudah berlangsung," ucap Agung.


Dia menyampaikan tak ada penutupan maupun pengalihan arus lalu lintas akibat aksi demo buruh ini.


"Satu lajur tetap seperti biasa, enggak ada yang ditutup atau dialihkan," ujar Agung.


Sejauh ini, Kementerian Kesehatan mencatat total ada 269 kasus gagal ginjal akut per 26 Oktober tersebar di 27 provinsi.


Pasien yang meninggal dunia telah mencapai 157 orang. (*)

close