TUTUP
Kesehatan

Menteri Kesehatan Budi: Penyebab Ratusan Orang Meninggal di Tragedi Kanjuruhan karena Sesak Nafas

Admin
03 October 2022, 7:37 AM WAT
Last Updated 2022-10-11T07:03:45Z
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (Foto: Istimewa)

JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan penyebab 129 orang tewas dalam tragedi Kanjuruhan.


Penjelasan disampaikan Budi yang sudah diperintah oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk memonitor pelayanan medis bagi korban di rumah sakit.


"Sama presiden disuruh bantu, itu meninggal karena sesak nafas," kata Budi, dilansir Tempo, Ahad, 2 Oktober 2022.


Dalam keterangan pers Ahad, pukul 10.30 WIB, Jokowi melaporkan jumlah korban terwas mencapai 129 orang.


Lalu beredar berbagai dugaan penyebab kematian massal ini karena tembakan gas air mata oleh polisi.


Informasi soal gas air mata ini beredar di media sosial dan juga didengar oleh Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Mahfud Md.


Ia mengaku membaca banyak tudingan di media sosial yang menyebut Polri tak profesional.


"Kenapa itu bisa terjadi? kenapa bisa bawa gas air mata, ini menimbulkan spekulasi jangan-jangan ada rekayasa, masa peristiwa sebesar itu enggak bisa diantisipasi," kata Mahfud, merespons singkat kabar itu, saat rilis survei Indikator Politik Indonesia hari ini.


Terkait dugaan gas air mata, Budi menyebut penyebab kematian lebih karena desak-desakan di antara penonton saat kerusuhan pecah.


"Saya lihatnya karena desak-desakan, ingat enggak di Mina? ada jamaah itu. Mirip karena desak-desakan itu," kata dia.


Pada 24 September 2015, terjadi insiden di Mina, Arab Saudi, yang menimpa jemaah haji. Sebanyak 769 orang meninggal dunia karena berdesak-desakan saat kegiatan lempar jumrah.


Budi pun membandingkan dua kejadian ini.


"Di sana banyak seperti itu. Jadi bukan karena luka-luka, itu karena (kekurangan) oksigen." kata dia


Saat itu, Budi menyebut peralatan oksigen hingga obat-obatan sudah dikirim ke lokasi perawatan korban. Tim dari Dinas Kesehatan pun sudah diterjukan ke lokasi.


"Mudah-mudahan dirawat dan bisa ditangani dengan baik," harapnya.


Sebelumnya, peristiwa ini terjadi Sabtu malam, 1 Oktober 2022.


Mahfud menegaskan kalau Tragedi Kanjuruhan bukanlah bentrok antar suporter Persebaya dan Arema. 


Sebab pada pertandingan itu suporter Persebaya tidak boleh ikut menonton. Suporter di lapangan hanya dari Arema.


Sebenarnya sebelum pertandingan, aparat sudah mengantisipasi melalui koordinasi dan usul-usul tenkis di lapangan. 


Misalnya, pertandingan agar dilaksanakan sore hari bukan malam hari dan jumlah penonton agar disesuaikan dengan kapasitas stadion yang mencapai 38 ribu.


"Tapi usul itu tidak dilakukan oleh panitia yang tampak sangat bersemangat. Pertandingan tetap dilangsungkan malam dan tiket yang dicetak jumlahnya 42 ribu," kata Mahfud.


Ahad pagi, Jokowi sudah memerintahkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk menginvestigasi Tragedi Kanjuruhan.


"Usut tuntas kasus ini," kata Jokowi dalam keterangan pers di Istana Bogor, Jawa Barat.


Jokowi juga memerintahkan Listyo, bersama Menteri Pemuda dan Olahraga Zainuddin Amali dan Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Mochamad Iriawan untuk mengevalusi secara menyeluruh pelaksanaan pertandingan sepak bola dan prosedur pengamanan penyelenggaraannya. 


Berikutnya, Jokowi memerintahkan PSSI untuk menghentikan sementara Liga 1.


"Sampai evaluasi dan perbaikan prosedur pengamanan dilakukan," kata dia. (*)

close