TUTUP
TUTUP
Regional

LPSK: Saat Tragedi Kanjuruhan Polisi Tolak Bantu Korban, Halangi-Pukul Relawan Medis

Admin
15 October 2022, 7:10 PM WAT
Last Updated 2022-10-24T07:18:52Z
Peristiwa saat tragedi Kanjuruhan (Foto: Istimewa)

JAKARTA - Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) mengungkap fakta adanya tindakan aparat keamanan yang bertugas menghalang-halangi proses evakuasi korban saat Tragedi Kanjuruhan. 


Hal tersebut diungkapkan Ketua LPSK Hasto Atmojo Suroyo pada konferensi pers yang disiarkan secara virtual pada Kamis 13 Oktober 2022, dilansir dari Viva.co.id pada Sabtu 14 Oktober 2022.


Dia menyebut ada relawan medis yang dipukul aparat saat menolong korban di Stadion Kanjuruhan. 


"Pada relawan medis ini ada beberapa keterangan dari saksi yang menyatakan bahwa ketika dia akan menolong korban yang lain, justru dihalang-halangi aparat dan juga mengalami pemukulan," kata Hasto.


Dari keterangan saksi yang ada di lokasi kejadian, dia menyebut aparat kepolisian justru menolak memberikan pertolongan kepada korban.


"Terdapat informasi dari berbagai sumber bahwa oknum aparat keamanan menolak memberikan pertolongan pada korban yang luka yang meminta pertolongan," ujar Hasto.


Panitia penyelenggara pertandingan juga disinyalir tidak memanggil ambulans ke Stadion Kanjuruhan saat korban mulai berjatuhan.


"Rupanya memang tidak ada permintaan pengerahan ambulans ini dari panitia maupun aparat keamanan, untuk ikut membantu evakuasi para korban ini," katanya.


Diketahui, dalam investigasinya, LPSK mendapati ada penonton yang dipukuli aparat polisi hingga diseret TNI.


Wakil Ketua LPSK, Edwin Partogi Pasaribu menjelaskan, saat itu di gerbang tribun utara Stadion Kanjuruhan, seorang saksi mengaku dipukul polisi kala mengangkut korban lainnya ke dalam ambulans.


Saksi itu merupakan seorang relawan medis yang bertugas saat terjadinya insiden tersebut. 


"Relawan medis kru ambulans yayasan sosial yang berada posisi di gerbang A saat akan membawa korban ke dalam ambulans dipukul oknum aparat," kata Edwin.


Tak hanya itu, Edwin mengatakan, ambulans yang ditumpangi saksi tersebut juga ditembaki gas air mata.


Diketahui pula, ambulans itu membawa enam korban yang salah satunya anak-anak.


"Terdapat tabung gas air mata yang jatuh di atap ambulans yang ditumpanginya. Membawa enam korban, salah satunya berusia anak meninggal dunia," kata Edwin.


Dia juga memaparkan, ada seorang saksi di tribun utara yang merekam kejadian prajurit TNI menyeret seorang Aremania.


Saksi itu merekam aksi brutal prajurit TNI tersebut. Beruntung, dalam kejadian itu, Aremania tersebut selamat seusai berlindung di balik tembok stadion.


"Oknum TNI yang melakukan kekerasan terhadap suporter dengan cara diseret. Suporter itu menyelamatkan diri dengan lari ke atas dan berlindung di balik tembok," tuturnya. (*)

close