Jokowi saat menerima Plakat Penghargaan IRRI (Foto: Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden) |
JAKARTA - Penghargaan berupa plakat dari International Rice Research Institute (IRRI) kepada Presiden Joko Widodo menjadi sorotan.
Sebab, plakat yang diterima Jokowi itu ternyata buatan Kementerian Pertanian (Kementan).
Hal itu terungkap saat Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin, mencecar Kementerian Pertanian mengenai plakat tersebut, dalam rapat kerja DPR bersama dengan Kementan, Rabu 31 Agustus 2021.
Dalam rapat kerja itu, Sudin menanyakan kepada Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Kasdi Subagyono terkait plakat itu.
"Pak Kasdi saya tanya, Presiden mendapatkan penghargaan IRRI, yang buat plakatnya siapa? Jawab jujur," kata Sudin, legislator asal Lampung.
Kasdi tak membantah dan mengakui bahwa plakat IRRI yang diberikan ke Jokowi adalah buatan Kementerian Pertanian RI.
Namun menurutnya plakat itu dibuat berdasarkan sertifikat penghargaan tersebut.
"Iya Pak. Jadi dari sertifikat kita konversi ke plakat, yang membuat plakat kita pak," kata Kasdi menjawab pertanyaan Sudin.
"Berapa nilainya? bapak nggak tahu?" tanya Sudin lagi, dilansir dari Viva pada Senin (5/9/2022).
Kasdi kemudian ragu-ragu mau menjawab mengenai harga plakat itu.
Belum sempat Kasdi menjawab, Sudin langsung memotong dan memberitahu harga plakat itu.
"Iya, saya kasih tahu nilainya Rp8 juta Pak. Jadi plakat itu bukan dari IRRI, dari Kementerian Pertanian ya. Ini jelas ya. Jadi jangan ada tipu-tipu sama saya," ujar Sudin, yang juga Ketua PDIP Lampung itu.
Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin (Foto: Istimewa) |
Perwakilan IRRI untuk Indonesia, Hasil Sembiring menjelaskan mengenai hal tersebut.
Menurutnya, pembuatan plakat sudah melalui mekanisme panjang dan juga pertemuan berkali-kali sejak beberapa tahun lalu.
Hasilnya, IRRI memutuskan untuk membuat plakat di Indonesia karena mempertimbangkan efisiensi dan mengkonvensinya melalui sertifikat plakat.
"Saya perlu kasih tau bahwa diskusi pembuatan sertifikat ini prosesnya berbulan-bulan dan sudah melalui pertemuan berkali-kali. Bahkan terakhir Dirjen IRRI, Jean Balie diskusi langsung dengan Pak Menteri (Syahrul Yasin Limpo)," kata Hasil.
Sebelumnya, International Rice Research Institute (IRRI) memberikan penghargaan Sistem Pertanian-Pangan Tangguh dan Swasembada Beras Tahun 2019-2021 melalui Penggunaan Teknologi Inovasi Padi kepada Indonesia tanggal 14 Agustus 2022.
Penghargaan itu diserahkan Dirjen IRRI Jean Balie kepada Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta.
Managing Director Political Economy and Policy Studies, Anthony Budiawan merasa heran.
Pasalnya, plakat penghargaan IRRI diberikan kepada Indonesia atas Sistem Pertanian-Pangan Tangguh dan Swasembada Beras Tahun 2019-2021 melalui Penggunaan Teknologi Inovasi Padi.
"Jadi, bagaimana harus mengartikannya: palsu atau asli? Semoga penghargaannya asli," cuit Anthony di akun Twitter pribadinya.
Pertanyaan itu wajar ditanyakan. Dia menjabarkan data statistik bahwa pada 2019-2021 Indonesia masih melakukan impor beras atau belum swasembada.
"Indonesia 2019-2021 masih impor beras masing-masing 444.508,8 ton, 356.286,2 ton dan 407.741,4 ton," terang Anthony.
"Apakah ini artinya swasembada? Kalau iya, maka, artinya, Indonesia sudah sejak 2004 swasembada, tapi penghargaannya baru sekarang?" tandasnya. (*)