Rizal Ramli (Foto: Istimewa) |
JAKARTA - Ada logika yang salah diterapkan pemerintah dalam menyikapi harga energi dalam negeri, khususnya bahan bakar minyak (BBM).
Baru-baru ini, Indonesia menaikkan harga BBM dalam negeri.
Kebijakan ini pun dinilai tidak masuk akal lantaran tren harga minyak dunia sedang mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Demikian disampaikan begawan ekonomi, Rizal Ramli, merespons sepak terjang pemerintah yang telah menaikkan harga hampir seluruh jenis BBM, mulai dari nonsubsidi hingga BBM subsidi.
"Kenaikan harga ini harus dibatalkan karena harga crude oil sudah turun. Dulu di awal perang Ukraina 100 dolar AS per barel, sekarang turun 87 dolar as per barel," kata Rizal Ramli, dilansir dari rmol pada Sabtu (10/9/2022).
Indonesia sejatinya bergantung pada harga minyak dunia dalam menentukan BBM dalam negeri, khususnya nonsubsidi.
Oleh karenanya, pemerintah Indonesia perlu meniru negara-negara lain yang sudah mulai menurunkan harga BBM di tengah tren penurunan minya dunia.
"Harga cenderung on the way turun. Negara lain, Petronas (Malaysia) menurunkan, kita malah naikkan. Kebalik-balik ilmunya," tegas Rizal Ramli.
Terhitung Rabu (7/9), harga minyak dunia kembali terjun bebas ke level 80 dolar AS per barel.
"Menurut saya, batalkanlah kenaikan ini, biarkan masyarakat bernapas dulu supaya ekonominya pulih, nanti cari akal lain," tandasnya. (*)