TUTUP
Hukum

Menelusuri Kakak dan Adik Asuh Ferdy Sambo di Polri yang Membuatnya Percaya Diri

Admin
21 September 2022, 3:35 PM WAT
Last Updated 2022-09-22T00:38:40Z
Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran saat bertemu Ferdy Sambo (Foto: Dok. Istimewa)

JAKARTA - Kendati menjadi tersangka kasus pembunuhan Brigadir J, Ferdy Sambo dinilai masih memiliki kepercayaan diri yang tinggi.


Rasa percaya diri yang tinggi Sambo itu diduga karena adanya kekuatan dari kakak asuh dan adik asuhnya.


"(Dalam) Kartun rekonstruksi, Bareskrim menyatakan FS menembak dua kali. Tapi begitu rekonstruksi ditolak, bahwa dia tidak menembak dan tidak mengatakan ada upaya meminta Brigadir E untuk melakukan penembakan, bahasanya bukan menembak, hajar, hajar," kata Guru Besar Ilmu Politik dan Keamanan Universitas Padjadjaran, Muradi, Selasa (20/9/2022).


"Saya kira kemudian muncul ada upaya dari FS untuk memperingan hukuman, seolah-olah dia tidak mengarahkan upaya pembunuhan atau penembakan tadi. Di situ saja saya merasa, dia masih merasa confidence, ada dukungan dari kakak asuh maupun adik asuh," tambahnya, dilansir detikcom.


Namun Muradi tidak menjelaskan siapa yang dimaksud sebagai kakak asuh dan adik asuh dari Ferdy Sambo itu.


Tapi, dia menyebut kakak asuh itu berperan penting membuat karier Ferdy Sambo cepat melejit.


"Dari mulai naik bintang satu, bintang dua, kakak asuhnya yang melakukan itu. Lumayan banyak (kakak asuh dan adik asuh), ada bintang dua, bintang satu yang aktif. Ada yang sudah pensiun ada, tapi nggak terlalu berpengaruh juga (terhadap perkara)," ujar Muradi.


Muradi menyebut dirinya hanya memberikan peringatan soal adanya peran dari kakak asuh dan adik asuh Ferdy Sambo ini.


Peringatan ini disampaikan agar dalam perjalanan penuntasan kasus ini tidak ada perlawanan.


Menurutnya, dengan Ferdy Sambo mengubah BAP, sama dengan melakukan perlawanan.


"Kenapa saya warning itu, supaya tidak ada perlawanan. FS mengubah BAP tidak menembak itu bentuk perlawanan," jelas Muradi.


Dia mengatakan harusnya Polri mengambil langkah sistematis terhadap orang-orang yang disebut sebagai kakak asuh dan adik asuh Ferdy Sambo.


Muradi menyarankan agar kakak asuh dan adik asuh yang masih menduduki posisi strategis untuk dimutasi selama proses hukum Ferdy Sambo berjalan.


"Paling tidak langkahnya harus sistematis, sehingga beberapa orang yang dianggap kakak asuh-adik asuh itu kemudian bisa kembali fokus pada organisasi, bukan orang per orang. Bahasanya bisa dimutasi dulu supaya tidak melakukan manuver untuk memperkuat perlawanan dari FS. Ya dimutasi atau di-grounded dulu 3 bulan (atau) 6 bulan. Kalau prosesnya berjalan dan terbukti tidak punya keterlibatan aktif, dikembalikan lagi ke posisi," ucapnya.


Lebih lanjut Muradi menyebut perkara Ferdy Sambo merupakan persoalan pribadi, sehingga jangan sampai merusak organisasi internal Polri.


"Saya berharap FS legowo, sudah, jalani saja. Karena, kalau nggak, ini yang rusak organisasi. Semua dirusak, semua orang terbelah. Kalau masalah FS masalah organisasi, saya kira maklum apa yang dilakukan FS meminta bantuan banyak orang. Ini perlakuan yang dilakukan pribadi. Ini yang harus difokuskan Polri bahwa ini sudah selesai, Polri harus fokus penguatan lembaga lagi," ujarnya.


Pelukan dan Tangisan Sambo ke Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran


Sebelum ditahan dan ditetapkan menjadi tersangka, Ferdy Sambo berpelukan dengan Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran. Peristiwa ini sempat terekam kamera dan beredar viral.


Dalam video yang beredar, mantan Kapolda Jawa Timur itu menemui Ferdy Sambo di ruangannya. Ferdy Sambo datang menyambut Fadil Imran dan menyalaminya.


Fadil Imran dan Ferdy Sambo kemudian berpelukan. Ferdy Sambo pun menangis seketika di bahu Fadil Imran.


Irjen Fadil Imran terlihat menepuk-nepuk pundak Irjen Ferdy Sambo. Fadil Imran juga mengelus kepala Ferdy Sambo dan mengecup keningnya.


Suasana ruangan hening ketika momen pertemuan kedua jenderal bintang dua ini. Fadil Imran membenarkan dirinya menemui Ferdy Sambo.


Mantan Dirkrimum Polda Metro Jaya ini mengatakan dirinya menemui Ferdy untuk memberikan support moril.


"Saya memberikan support kepada adik saya Sambo agar tegar menghadapi cobaan ini," kata Fadil, Kamis (14/7/2022).


Dia tidak memerinci isi pertemuannya dengan Ferdy Sambo. Namun dia menyebut apa yang kini menimpa Sambo sebagai ujian yang bisa dialami siapa saja.


"Ini tidak mudah dan dapat menimpa siapa saja," terang Fadil.


Sambo Diangkat Kapolri Idham Azis, Dicopot Kapolri Listyo Sigit Prabowo


Ferdy Sambo diangkat menjabat Kadiv Propam di era Kapolri Jenderal Idham Azis. Surat pengangkatannya tertuang dalam ST/3222/XI/KEP/2020 tertanggal 16 November 2020.


Pengangkatan itu sekaligus mempromosikan Sambo menyandang bintang 2. Karena sebelumnya ia menjabat sebagai Dirtipidum dengan pangkat jenderal bintang 1.


Sambo mengisi jabatan Kadiv Propam karena pejabat sebelumnya yakni Irjen Ignatius Sigit Widiatmono meninggal dunia karena sakit.


Pengangkatan Sambo ini juga berbarengan dengan pengangkatan pengangkatan Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran dan Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta.


Namun cepat karier melesat, cepat pula meredup. Sambo jadi otak pembunuhan Yosua yang menyedot perhatian publik itu. Kapolri kemudian bertindak dengan membentuk tim khusus untuk menyelidikinya.


Hasilnya, pada Jumat (5/8), Irjen Pol Ferdy Sambo, Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri dimutasikan sebagai Perwira Tinggi Pelayanan Masyarakat (Pati Yanma) Polri.


Mutasi ini diumumkan langsung oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.


Selanjutnya, Selasa (9/8), Ferdy Sambo ditetapkan menjadi tersangka dalam kasus pembunuhan Yosua. 


Saat itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyampaikan penetapan tersangka Ferdy Sambo di Mabes Polri, Jakarta, setelah tim khusus telah melaksanakan gelar perkara kasus tersebut.


"Timsus memutuskan dan menetapkan FS sebagai tersangka," kata Listyo. (*)


close