TUTUP
InternasionalSains

Terlihat di Langit Lampung, NASA Murka China Tidak Mengaku Roketnya Jatuh dari Luar Angkasa

ADMIN
01 August 2022, 3:33 PM WAT
Last Updated 2022-09-15T17:07:31Z
Foto: NASA. Dok: nasa.com

LAMPUNG - Lembaga Antariksa Amerika Serikat (AS), NASA, mengatakan China belum membagikan informasi apapun terkait jatuhnya roket luar angkasa milik negara itu ke bumi, yang terlihat juga di langit Lampung.


Hal ini disampaikan saat adanya laporan terkait roket China yang jatuh di Samudera Hindia.


Dalam keterangannya, Administrator NASA Bill Nelson mengatakan bahwa seluruh negara harus memberikan informasi detail tentang puing-puing roket luar angkasanya.


Ini untuk memitigasi resiko saat roket itu kembali jatuh ke bumi.


"Semua negara antariksa harus mengikuti praktik terbaik yang sudah ada dan melakukan bagian mereka untuk membagikan jenis informasi ini sebelumnya untuk memungkinkan prediksi yang andal tentang potensi risiko dampak puing-puing," kata Administrator NASA Bill Nelson dikutip Reuters dan CNBCIndonesia, Ahad (31/7/2022).


"Melakukannya sangat penting untuk penggunaan ruang yang bertanggung jawab dan untuk memastikan keselamatan orang-orang di Bumi."


Hal yang sama juga disampaikan Aerospace Corp, sebuah pusat penelitian nirlaba yang didanai pemerintah AS, dengan menyebut kejadian ini sebagai tindakan ceroboh.


Pasalnya, insiden ini membiarkan seluruh tahap inti utama roket yang berbobot 22,5 ton untuk kembali ke Bumi dengan cara yang tidak terkendali.


Sebelumnya, Komando Luar Angkasa AS mengatakan roket Long March 5B memasuki kembali Samudra Hindia pada Sabtu, (30/7/2022) sekitar pukul 23:45 malam.


Pengguna media sosial di Malaysia juga telah memposting video yang tampak seperti puing-puing roket.


Kedutaan Besar China di Washington tidak segera berkomentar.


China mengatakan awal pekan ini akan melacak puing-puing itu dengan cermat, tetapi mengatakan itu menimbulkan sedikit risiko bagi siapa pun di lapangan.


Long March 5B diluncurkan pada 24 Juli untuk mengirimkan modul laboratorium ke stasiun ruang angkasa baru China yang sedang dibangun di orbit.


Roket itu juga menandai penerbangan ketiga roket paling kuat China sejak peluncuran perdananya pada tahun 2020.


Fragmen Long March 5B China lainnya mendarat di Pantai Gading pada tahun 2020 dan merusak beberapa bangunan di negara Afrika Barat itu, Meski begitu, tidak ada korban yang dilaporkan.


Ini bukan kali pertama Washington menuduh China tak transparan soal penjatuhan roket luar angkasa. 


Tahun lalu, NASA dan lainnya menuduh China diam tentang perkiraan lintasan puing penerbangan roket Long March terakhir pada Mei 2021.


Walau begitu, Puing-puing dari penerbangan itu akhirnya mendarat tanpa bahaya di Samudra Hindia. (*)

close