TUTUP
Lampung

Pelajar SD TMI Bandar Lampung Jadi Korban Bully, Komnas Perlindungan Anak: Jangan Tutup-tutupi!

Admin
03 August 2022, 4:15 PM WAT
Last Updated 2022-09-20T14:32:19Z
Foto: Istimewa

BANDAR LAMPUNG - Kasus bully atau perundungan terhadap pelajar oleh pelajar lainnya terjadi di sekolah dasar (SD) Tunas Mekar Indonesia (TMI) Bandar Lampung. 


Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Bandar Lampung Ahmad Apriliandi Passa merespons kasus ini. 


Menurutnya, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) Kota Bandar Lampung juga sudah mendapat informasi kasus tersebut.


Pihak korban juga sudah melaporkan ke dinas pendidikan Bandar Lampung. 


"Komnas PA akan melakukan pendampingan advokasi kepada korban, dan sebaiknya sekolah jangan menutup-nutupi. Ini memang kejadian yang tidak diinginkan semua sekolah, karena image mereka tidak baik," ujar Passa, Selasa 2 Agustus 2022. 

 

Dia menegaskan perundungan tidak boleh terjadi di sekolah, karena sekolah harus menjadi tempat yang aman.


Tidak hanya plang peringatan 'sekolah aman' saja.


"Kejahatan bullying pun harus disosialisasikan pihak sekolah, khususnya dari kepala sekolah, tenaga pendidik, maupun murid, harus cepat ditingkatkan agar hal ini tidak terjadi," jelas Passa, dilansir Lampost


Menurutnya, dinas pendidikan Bandar Lampung tidak boleh lepas tangan dalam pembinaan antiperundungan, meski di sekolah swasta.


Selain itu, solusi konkretnya bagaimana menciptakan lingkungan sekolah harus menjadi tempat yang aman untuk anak anak-mendapatkan pendidikan yang layak, tidak mendapatkan tekanan, sehingga tidak nyaman untuk bersekolah.


"Ini bisa mengganggu lingkungan sekolah. Oleh sebab itu, mesti dilakukan upaya-upaya, salah satunya dari pemerintah kota bisa turun langsung melakukan penyuluhan- penyuluhan anti-bullying," tutur Passa.


Kampanye juga harus masif dilakukan terhadap bahaya dan kejahatan lainnya seperti kejahatan seksual, kekerasan nonverbal dan verbal yang harus betul-betul dicegah. 


"Kampanye-kampanye ini harus bisa dilakukan. Memang cakupannya sangat besar, tapi bisa menggandeng elemen masyarakat lain nantinya," kata Passa.


Diketahui, pelajar SD TMI berinsial IG sudah empat kali menjadi korban bully di sekolah oleh temannya.


Korban mengalami trauma dengan kondisi psikis menjadi pemurung.


Bahkan orangtua korban sampai memindahkan anaknya ke sekolah lain di kawasan Kedaton. (*)

close