TUTUP
Nasional

Ketum PPP Suharso Monoarfa Rendahkan Kiyai soal 'Amplop', Waketum Minta Maaf

Admin
18 August 2022, 7:44 PM WAT
Last Updated 2022-09-04T06:59:29Z
 Ketua Umum (Ketum) PPP, Suharso Monoarfa (Foto: Istimewa)

JAKARTA - Wakil Ketua Umum (Waketum) PPP, Arsul Sani, meminta maaf atas ucapan Ketua Umum (Ketum) PPP, Suharso Monoarfa, yang menyinggung soal 'amplop kiyai' dalam pidatonya di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) awal pekan ini.


Banyak pihak menilai pernyataan Suharso itu merendahkan martabat atau menghina para kiyai.


"Kami memohon maaf yang setulus-tulusnya kepada para Kiyai dan berjanji bahwa jajaran PPP lebih berhati-hati atau ikhtiyat dalam berucap dan bertindak ke depan, agar tidak terulang lagi," ujar Arsul dalam keterangan yang sudah dikonfirmasi, Kamis (18/8/2022).


Dia mengklaim Suharso Monoarfa tidak bermaksud untuk merendahkan atau menghina para kiyai dan menjamin hal ini menjadi pembelajaran untuk lebih berhati-hati dalam berkomunikasi di ruang publik.


"Tidak boleh lagi 'terpeleset' atau "slip of tongue" menyampaikan sesuatu yang berpotensi menimbulkan kontroversi, resistensi atau kesalahpahaman di ruang publik," kata Asrul, dilansir CNNIndonesia.


Dia juga mohon doa dan nasehat dari para alim ulama dan kiyai, agar lebih istiqamah dalam memperjuangkan ajaran Islam.


Tentunya dalam melakukan amar ma'ruf nahi munkar di bidang politik sesuai dengan tugas partai politik.


"Ke depan memperjuangkan kebijakan dan legislasi yang tidak melanggar atau merugikan ajaran Islam akan makin berat, karena itu partai Islam seperti PPP perlu tetap eksis" ujar Arsul.


Suharso sempat memberikan pembekalan antikorupsi kepada para pengurus PPP di KPK.


Pada awal sambutannya, Suharso menceritakan pengalaman pribadi saat berkunjung ke pesantren guna meminta doa dari beberapa kiyai.


"Waktu saya Plt. Ini demi Allah dan Rasul-Nya, terjadi. Saya datang ke kiyai itu dengan beberapa kawan, lalu saya pergi begitu saja. Ya, saya minta didoain, kemudian saya jalan. Tak lama kemudian saya dapat pesan di WhatsApp, Pak Plt, tadi ninggalin apa nggak untuk kiyai?" kata Suharso.


Dia bahkan sempat menyebutkan tidak membawa sarung, peci, Al Qur'an atau lainnya setelah dijelaskan bahwa harus ada pemberian untuk kiyai dan pesantren.


"Bahkan sampai saat ini, kalau kami ketemu di sana, itu kalau salamannya itu, enggak ada amplopnya Pak, itu pulangnya itu, sesuatu yang hambar," kata Suharso. (*)

close