Foto: Ilustrasi/Istimewa |
BANDAR LAMPUNG - Harga telur ayam di pasar tradisional Bandar Lampung melonjak mencapai Rp 30.000 per kilogram (Kg).
Ismono (50), pedagang telur di Pasar Way Kandis, Bandar Lampung mengatakan, kenaikan harga telur menjadi Rp 30.000 per kilogram terjadi sejak empat hari terakhir.
Sebelum mengalami kenaikan, harga telur berkisar Rp 26.000 - Rp 29.000 per kilogram.
"Dalam empat hari terakhir, harga telur naik Rp 2.000 per kilogram. Kemarin juga sempat mau naik lagi katanya tapi nggak jadi," kata Ismono.
Dia mengungkapkan, kenaikan harga telur tersebut berdampak pada daya pembeli mulai mengalami penurunan drastis.
"Pembeli banyak yang mengeluh otomatis biasanya beli sekilo sekarang cuma setengah kilo. Rumah makan juga biasanya belinya 10 kilogram, sekarang gak segitu. Jadi, daya belinya turun," ungkap Ismono, dilansir Beritasatu.com,
Senada diungkapkan Reni (40), seorang agen telur. Menurutnya harga telur melonjak, sedangkan di pasar pembeli mulai sepi atau berkurang daya belinya.
"Pedagang telur di pasar itu tidak bisa jual suka-suka. Daya belinya turun karena orang sudah tidak punya duit di zaman seperti ini," kata Reni.
Reni mengungkapkan, sebelum mengalami kenaikan, harga telur Rp 26.000 - Rp 26.500 per kilogram.
Tapi sekarang Rp 29.000 - Rp 30.000 per kilogram dan naiknya sudah satu empat hari terakhir.
Di Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi tahun 2022 di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (18/8/2022), Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kepala daerah bekerja sama dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Pengendali Inflasi Pusat (TPIP) dalam mengendalikan inflasi di daerahnya masing-masing ke bawah 5% hingga 3%.
Jokowi menyebutkan ada lima provinsi dengan laju inflasi di atas 5%. Dua di antaranya, berada di atas angka 8%.
Kelima provinsi tersebut, Provinsi Jambi dengan inflasi 8,55%; Sumatera Barat dengan inflasi 8,01%; Bangka Belitung sebesar 7,77%; Riau sebesar 7,04% dan Aceh di angka 6,97%.
Sedangkan inflasi nasional pada akhir Juli 2022 menembus angka 4,94% secara year on year (yoy). (*)