![]() |
(foto: ist) |
LAMPUNG - PT Adaro Energy Tbk serius mengembangkan bisnis air bersih melalui anak usahanya, PT Adaro Tirta Mandiri di tahun ini.
Unit usaha yang baru diluncurkan tahun lalu ini akan mengikuti satu lelang proyek instalasi pengolahan air minum di Lampung.
Presiden Direktur Adaro Garibaldi Thohir mengatakan, lelang penyediaan air bersih yang akan diikuti Adaro ini merupakan satu dari delapan proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang masuk ke dalam proyek strategis nasional sesuai Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 3 Tahun 2016.
Menurutnya, lelang ini sangat menjanjikan karena ukurannya sangat besar.
"Lelang yang kami ikuti ini untuk penyediaan air bersih dengan debit 800 liter per detik. Sistemnya sama seperti pembangkit listrik, nanti airnya akan kami jual ke Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) setempat," ujar Garibaldi, Jum'at (9/6/2017).
Dalam lelang kali ini, perusahaan membentuk konsorsium dengan PT Adhi Karya (Persero) Tbk dan Suez Water, di mana kepemilikan mayoritas masih digenggam Adaro sebesar 55 persen.
Ia berharap, hasil lelang ini bisa segera keluar di semester II tahun ini.
"Karena proyek di Lampung ini sebenarnya sudah direncanakan sejak 40 tahun yang lalu. Nilainya pun besar, sekitar Rp700 miliar hingga Rp800 miliar," tambahnya, seperti dilansir CNNIndonesia.
Jika lelang berhasil dimenangkan, maka portfolio bisnis pengelolaan air bersih perusahaan akan bertambah menjadi tiga proyek.
Sebelumnya, perusahaan telah mengakuisisi dua instalasi pengolahan air minum di Banjar, Kalimantan Selatan dengan kapasitas 400 liter per detik dan di Gresik, Jawa Timur dengan kapasitas 500 liter per detik.
Adapun, kedua proyek tersebut dibangun dengan skema Build, Operate, and Transfer (BOT) dan diakuisisi dengan nilai Rp150 miliar.
Dengan demikian, perusahaan telah berhasil menyalurkan air sebanyak 1.700 liter per detik jika tender Lampung berhasil diraih. Adaro sendiri berencana untuk untuk mencapai distribusi air sebesar 4 ribu liter per detik dalam waktu lima tahun mendatang.
"Mungkin dalam setahun, kami inginnya ada tambahan penyaluran 1.000 hingga 1.200 liter per detik. Kami melihat potensi ini ada di kota-kota besar, sehingga kalau ada lelang lagi kami akan ikut," katanya.
Kendati begitu, ia masih belum memikirkan kontribusi lini usaha baru ini kepada pendapatan perusahaan di tahun ini. "Masih belum kami hitung," jelasnya.
Sebagai informasi, Adaro membukukan pendapatan bersih sebesar US$727 juta atau meningkat 24,06 persen dibanding tahun sebelumnya US$586 juta. Sementara itu, perusahaan juga membukukan laba sebesar US$132 juta atau melesat 62,96 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$81 juta. (*)