![]() |
(Foto: Saharuddin Nur) |
TUBABA, SABURAI.ID - Begawi Turun Duwai Cakak Pepadun adalah prosesi penobatan gelar Adat Suttan (gelar tertinggi) di lingkungan masyarakat adat Lampung Pepadun..
Di Kabupten Tulangbawang Barat (Tubaba) budaya ini masih terjaga dan terus dilestarikan.
Hal tersebut seperti terlihat dari prosesi upacara adat yang dilaksanakan adik sepupu Bupati Tubaba, Umar Ahmad gelar Suttan Karta Negara dari Pepadun Suku Nomor 8 Bandar Agung Tiyuh Karta, yang digelar di Tiyuh Karta, Kecamatan Tulangbawang Udik, Sabtu (15/10/2016).
Pelaksanaan begawi Turun Duwai Cakak Pepadun itu terkait pernikahan antara dr.Sofiana Rades, M.M.Kes binti Bangsa Raden Karta dan Briptu Pol. Irvan Muhammad S.Ip bin Drs. Paryanto, yang telah melangsungkan pernikahan pada Jumat (14/10) di Karta.
Tampak hadir dalam prosesi itu Bupati Tubaba Umar Ahmad, Ketua DPRD Tubaba Busroni, Kepala Inspektorat Firwansyah, tokoh adat marga Buay Bulan Udik dan undangan lainnya.
Tokoh adat Tiyuh Karta Nurdin Sahrajo gelar Minak Gayo Pikiran menjelaskan, rangkaian pelaksanaan kegiatan Begawi Turun Duwai Cakak Pepadun itu dimulai dengan prosesi Peppung Tiyuh (rapat adat desa/Tiyuh).
Pelaksanaan begawi Turun Duwai Cakak Pepadun itu terkait pernikahan antara dr.Sofiana Rades, M.M.Kes binti Bangsa Raden Karta dan Briptu Pol. Irvan Muhammad S.Ip bin Drs. Paryanto, yang telah melangsungkan pernikahan pada Jumat (14/10) di Karta.
Tampak hadir dalam prosesi itu Bupati Tubaba Umar Ahmad, Ketua DPRD Tubaba Busroni, Kepala Inspektorat Firwansyah, tokoh adat marga Buay Bulan Udik dan undangan lainnya.
Tokoh adat Tiyuh Karta Nurdin Sahrajo gelar Minak Gayo Pikiran menjelaskan, rangkaian pelaksanaan kegiatan Begawi Turun Duwai Cakak Pepadun itu dimulai dengan prosesi Peppung Tiyuh (rapat adat desa/Tiyuh).
"Hal ini dimaksudkan untuk memberitahu warga adat, bahwa di Tiyuh tersebut akan dilangsungkan upacara adat Begawi Turun Duwai Cakak Pepadun. Setelah itu dilaksanakan Peppung Marga (rapat adat marga) yang mengundang tokoh adat marga," jelasnya.
Diketahui bahwa Tiyuh Karta tergabung dalam Marga adat Buay Bulan Udik, yang terdiri dari 4 Tiyuh adat antara lain Tiyuh Karta, Gunung Katun Tanjungan, Gunung Katun Malay dan Gedung Ratu.
Selanjutnya, dijadwalkan kegiatan adat apa saja yang akan dilaksanakan.
Selanjutnya, dijadwalkan kegiatan adat apa saja yang akan dilaksanakan.
"Setelah mendapat persetujuan para tokoh adat marga (Penyimbang marga), kemudian rangkaian kegiatan upacara adat tersebut dilangsungkan dengan melibatkan seluruh warga adat Tiyuh, yang terhimpun dalam Pepadun Suku Tiyuh (kElompok adat berdasarkan keturunan)," terangnya.
Pada prosesi begawi Turun Duwai Cakak Pepadun, secara umum pelaksanaannya dimulai dengan Anjau Adat (kunjungan keluarga adat) dari kerabat keluarga, yang dimaksudkan persetujuan keluarga atas pernikahan tersebut.
Pada prosesi begawi Turun Duwai Cakak Pepadun, secara umum pelaksanaannya dimulai dengan Anjau Adat (kunjungan keluarga adat) dari kerabat keluarga, yang dimaksudkan persetujuan keluarga atas pernikahan tersebut.
Selanjutnya digelar upacara adat Cangget Rayahan dan Agung dengan tarian khas Pepadun Suku/Tiyuh, menghadirkan para Mulei Menganai Makai (Bujang gadis dengan pakaian adat) yang mewakili putra-putri Pepadun.
Hal ini dimaksudkan melepas masa lajang pengantin di lingkungan Pepadun Suku/Tiyuh. Acaranya harus digelar pada malam hari, untuk kemudian esoknya digelar Tigel Tari (Tarian Kekeluargaan) yang melibatkan tarian adat Sesabaian dan Pelakauan (antar besan).
"Puncak prosesi adat adalah Turun Duwai Cakak Pepadun (penobatan gelar suttan) di lingkungan adat Lampung Pepadun Kabupaten Tulangbawang Barat, Bumi Ragem Sai Mangei Wawai," pungkasnya.
Sementara dalam kegiatan Begawi Turun Duwai Cakak Pepadun itu, dr. Indah Sofiana Rades dinobatkan sebagai Suttan yang diberi gelar Suttan (St) Mulya dan Irvan Muhammad diberi gelar suttan (St) Jaya Kesuma. (Saharuddin Nur)
Sementara dalam kegiatan Begawi Turun Duwai Cakak Pepadun itu, dr. Indah Sofiana Rades dinobatkan sebagai Suttan yang diberi gelar Suttan (St) Mulya dan Irvan Muhammad diberi gelar suttan (St) Jaya Kesuma. (Saharuddin Nur)