|  | 
| Daun ganja. (ist) | 
SABURAI LAMPUNG - Di luar meningkatkan risiko kerusakan gusi, seseorang yang menghisap marijuana selama  lebih dari 20 tahun saat dia dewasa, ternyata akan sama sehatnya dengan  orang yang tidak menghisap ganja. Hal itu ditemukan dalam sebuah studi  terbaru di Amerika.
Para  periset sebelumnya telah menemukan bahwa pengguna marijuana berisiko  mengalami penurunan kemampuan kognitif dan strata sosial juga ekonomi,  namun kali ini penggunaan marijuana ditemukan tak berbanding lurus  dengan masalah kesehatan fisik.
"Satu-satunya  ukuran yang dapat dipakai untuk mengindikasikan ganja menyebabkan  masalah kesehatan yang serius adalah melalui jaringan pendukung gigi,"  ujar periset senior dari Duke University di Durham, Carolina Utara,  Terrie Moffitt kepada Reuters, Jumat (3/6/2016).
National  Institutes of Health Amerika menyatakan masalah jaringan pendukung gigi  biasanya terlihat dari terjadinya pembakaran pada bagian gusi. Hal itu  membuat gigi kendur dari gusi dan menimbulkan rongga yang akhirnya  membuat infeksi. Jika dibiarkan, kondisi tersebut menyebabkan gigi mudah  lepas.
Dalam  studi terbaru, periset meneliti sebanyak 1037 orang yang lahir di New  Zealand pada tahun 1972 hingga 1973. Partisipan yang mengikuti  penelitian ini berasal dari usia 3 hingga 38 tahun.
Menurut  JAMA Psikiatri, dari jumlah tersebut, ada sebanyak 65 persen partisipan  yang mengaku menggunakan ganja setelah berusia 18 tahun. 
Para  periset tidak menemukan kaitan antara penggunaan ganja pada saat dewasa  dengan kesehatan fisik yang buruk, seperti masalah paru-paru, inflamasi  sistemik, metabolisme tubuh, tekanan darah ataupun indeks masa tubuh.
Setelah  disesuaikan dengan beberapa faktor seperti penggunaan tembakau, para  periset menemukan bahwa penggunaan ganja pada saat dewasa berkaitan erat  dengan masalah gusi. 
Moffitt  mengatakan, hubungan antara penggunaan ganja dengan bagian oral sama  halnya dengan meletakkan objek yang dibakar ke dekat gusi.
"Apapun  yang ada bakar dan hisap akan membuat panas gusi dan menyebabkan  inflamasi. Sedangkan inflamasi sendiri sangat buruk untuk gigi Anda,"  kata Moffitt, dilansir Cnnindonesia.
Sebagai  bahan perbandingan, para periset juga mencari tahu apakah tembakau  mempunyai kaitan dengan menurunnya kesehatan fisik. Mereka pun mendapati  ada beberapa dampak masalah kesehatan yang mengikuti karena menggunakan  tembakau. Mulai dari inflamasi, radang gusi, kolesterol, paru-paru  hingga tekanan darah menjadi efek di kemudian hari.
`
"Artinya,  kanabis bukan masalah kesehatan masyarakat yang besar saat ini, baik  itu masalah kesehatan mental atau sosial dan juga fisik. Karena saat ini  tidak banyak orang yang menggunakannya dibandingkan dengan tembakau dan  alkohol," ujar Moffitt.
Meski  begitu, dia tidak menafikan bahwa nantinya dapat terjadi juga  peningkatan masalah jika semakin banyak orang yang menggunakan ganja. (*)
 

