"Itu sudah kita perhitungkan dari biaya karkasnya.
Jadi bagaimana kalau kita jual di bawah Rp 100.000? Karkasnya keluar
kulit sama lemak saja itu sudah Rp 80.000," ujarnya, seperti dilansir Detik.
Apalagi, kata dia, para pedagang ini sudah harus mencari stok sapi sejak tiga bulan lalu dengan harga Rp 45.000/kg untuk sapi hidup.
"Kalau mungkin harus dijual Rp 80.000, itu presiden harus menurunkan angka sapi hidup di angka Rp 10.000, artinya timbang daging di angka Rp 40.000. Baru kita jual Rp 90.000," jelasnya.
Ia menambahkan, saat ini daging yang dijual oleh pedagang pasar sebanyak 70% dipenuhi oleh impor, sisanya daging lokal.
"Sapi lokal 30%, dan itu nggak cukup. Nah belakangan ini biasa dicukupi sapi impor dari Australia, jadi 30% lokal dan 70% impor," ucapnya. (*)
Apalagi, kata dia, para pedagang ini sudah harus mencari stok sapi sejak tiga bulan lalu dengan harga Rp 45.000/kg untuk sapi hidup.
"Kalau mungkin harus dijual Rp 80.000, itu presiden harus menurunkan angka sapi hidup di angka Rp 10.000, artinya timbang daging di angka Rp 40.000. Baru kita jual Rp 90.000," jelasnya.
Ia menambahkan, saat ini daging yang dijual oleh pedagang pasar sebanyak 70% dipenuhi oleh impor, sisanya daging lokal.
"Sapi lokal 30%, dan itu nggak cukup. Nah belakangan ini biasa dicukupi sapi impor dari Australia, jadi 30% lokal dan 70% impor," ucapnya. (*)